Kamis 16 Jul 2020 15:07 WIB

Barata Indonesia Kebut Pembangunan Pabrik Gula Nasional

Pembangunan pabrik gula untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada gula

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Foto udara sejumlah truk pengangkut tebu antri saat giling tebu perdana
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Foto udara sejumlah truk pengangkut tebu antri saat giling tebu perdana

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Direktur Utama PT. Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno menegaskan pihaknya berkomitmen penuh dalam menyelesaikan sejumlah proyek strategis nasional meski di tengah Pandemi Covid-19. Sehingga diharapkan, target tersebut bisa selesai sesuai target kerja yang ditentukan. Proyek strategis nasional yang kini dijalankan ialah pembangunan pabrik gula.

"Pembangunan pabrik gula nasional merupakan komitmen perseroan dalam mendukung program ketahanan pangan dan swasembada gula," kata Fajar melalui siaran persnya, Kamis (16/7).

Fajar mengungkapkan, ada beberapa proyek pembangunan pabrik gula nasional yang telah memasuki tahap commissioning. Adalah PG Asembagus Situbondo (revitalisasi kapasitas 6000 TCD) dan PG Rendeng Kudus (4000 TCD).  Selain pabrik gula, kata dia, fivisi ondustri gula dan agro juga tengah menyiapkan komponen Pabrik Bioethanol (kapasitas 330000 KL) Gempolkrep, Mojokerto.

"Perseroan berkeinginan menjadi solution provider bagi proyek–proyek industri agro. Khususnya industri gula nasional dalam rangka mengatasi tantangan kelangkaan komoditas gula produksi dalam negeri," ujarnya.

Menurut Fajar, industri gula nasional sangat berpeluang menjadi penopang swasembada pangan setelah swasembada beras. Penyelesaian pembangunan pabrik gula menurutnya merupakan upaya dalam mewujudkannya. Dia pun berharap hal ini dapat mendorong multiplier effect ekonomi bagi seluruh pihak.

"Barata Indonesia juga berkeinginan  untuk terus memberikan kontribusi terhadap terciptanya percepatan kemandirian industri gula dalam negeri melalui komitmen penggunaan konten lokal yang tinggi," kata dia.

Fajar menambahkan, Barata Indonesia saat ini juga tengah berusaha menyelesaikan pembangunan pabrik gula Bombana, Sulawesi Tenggara (kapasitas 12.000 TCD). Di bidang Industri Agro, Barata Indonesia memiliki kompetensi untuk memproduksi berbagai  komponen pabrik gula serta pabrik gula lengkap dengan berbagai kapasitas sampai dengan 15.000 TCD.

"Selain pabrik gula, Barata Indonesia juga memiliki kapabilitas untuk membangun pabrik garam, pabrik sagu, bioetanol, dan kelapa sawit," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement