Kamis 16 Jul 2020 17:30 WIB

Dikritik Barat, Erdogan Sebut Banyak Gereja di Turki

Erdogan sebut jumlah gereja dan sinagoge di Turki 2 kali lipat dari masjid di Eropa.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Dikritik Barat, Erdogan Sebut Banyak Gereja di Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Dikritik Barat, Erdogan Sebut Banyak Gereja di Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menanggapi kritik atas perubahan status Hagia Sophia yang ditujukan padanya. Ia membalas kritikan itu dengan menyinggung banyaknya jumlah gereja dan sinagoge di Turki.

Erdogan menyebut jumlah gereja dan sinagoge di Turki sekitar dua kali lipat dari jumlah masjid di negara Eropa mana pun. Pernyataan itu menjadi bentuk keterbukaan dan sifat inklusif Erdogan pada agama lain.

Baca Juga

"Pemerintah Turkilah yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, lalu kami mentransformasinya kembali menjadi masjid," kata Erdogan dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (16/7).

Erdogan menyadari kritik keras dunia barat atas keputusan konversi Hagia Sophia. Menurutnya, kritik itu tak pantas ditujukan padanya karena tetap menghargai agama lain.

"Tempat ibadah non-Muslim di Turki sekitar empat-lima kali lebih banyak dari jumlah Masjid di negara Eropa. Ada satu tempat ibadah untuk 460 non-Muslim di Turki, ini jauh dibandingkan satu masjid per 2.000 Muslim di Eropa," ujar Erdogan.

Di sisi lain, Erdogan berkomitmen mempertahankan status Hagia Sophia sebagai situs warisan dunia meski telah dikonversi menjadi masjid. Ia merasa pembukaan Hagia Sophia untuk jamaah Muslim tak mengganggu status situs warisan dunia.

"Status situs warisan dunia Hagia Sophia akan dipertahankan seperti halnya pendahulu kami lakukan," ujar Erdogan.

Sebelumnya, keputusan konversi Hagia Sophia keluar setelah Pengadilan Tinggi Turki mencabut statusnya sebagai museum sejak 1934. Hagia Sophia memang pernah berstatus masjid usai Sultan Ottoman Mehmed II menaklukan Konstantinopel pada abad ke-15. Diperkirakan Muslim dapat beribadah disana mulai 24 Juli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement