Kamis 16 Jul 2020 17:39 WIB

Likuiditas Pasar Masih Tertahan di Perbankan

Penyaluran kredit dari sektor keuangan masih terbatas karena lemahnya permintaan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Likuiditas pasar terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, ekspansi moneter BI sementara ini masih tertahan di perbankan seiring dengan faktor kehati-hatian penyaluran kredit dan lemahnya permintaan domestik.
Foto: Dok. Bank Indonesia
Likuiditas pasar terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, ekspansi moneter BI sementara ini masih tertahan di perbankan seiring dengan faktor kehati-hatian penyaluran kredit dan lemahnya permintaan domestik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Likuiditas pasar terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, ekspansi moneter BI sementara ini masih tertahan di perbankan seiring dengan faktor kehati-hatian penyaluran kredit dan lemahnya permintaan domestik.

"Penyaluran kredit dari sektor keuangan masih terbatas karena lemahnya permintaan domestik dan kehati-hatian bank karena masih berlanjutnya Covid-19," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (16/7).

BI mengharapkan penyaluran likuiditas ini dapat lebih efektif untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, disamping dengan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan. Perry menyampaikan, kondisi likuiditas dan suku bunga pasar uang tetap memadai ditopang strategi operasi moneter Bank Indonesia.

Hingga 14 Juli 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas atau quantitative easing di perbankan sekitar Rp 633,24 triliun. Termasuk melalui penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 462,4 triliun.