Kamis 16 Jul 2020 18:36 WIB

Ditjen Dikti Targetkan Link and Match Inovator dan Investor

Potensi inovasi yang ada di masyarakat menjadi salah satu fokus Ditjen Dikti.

Rep: Yosa Maulana (swa.co.id)/ Red: Yosa Maulana (swa.co.id)
Ade Kadarisman, Anggota Tim Akselerasi Inovasi Masyarakat
Ade Kadarisman, Anggota Tim Akselerasi Inovasi Masyarakat

Potensi inovasi yang ada di masyarakat menjadi salah satu fokus perhatian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Terkait itu, Ditjen Dikti telah membentuk program Akselerasi Inovasi Masyarakat. Tugasnya adalah pecepatan berbagai aspek yang bisa mendorong tumbuhnya inovasi baik di Perguruan Tinggi maupun masyarakat dan membuatnya sustain dari hulu ke hilir.

Salah satu perannya adalah sebagai mediator atau platform kolaborasi untuk mengkomunikasikan antara inovator yang menciptakan produk inovasi dengan investor.

Ade Kadarisman, salah satu angota tim Akselerasi Inovasi Masyarakat Ditjen Dikti, mengutarakan, program ini sebagai upaya untuk mendekatkan dunia industri ke masyarakat secara cepat, karena perlu kolaborasi untuk mendukung produk-produk inovasi, di antaranya oleh industri. Ia menjelaskan, program ini untuk mendorong terciptanya link and match antara industri (investor) dan masyarakat (inovator)

“Karena jangan sampai inovasi hanya jadi hasil riset saja yang menumpuk di lemari, hulu ke hilirnya harus jelas. Maka Dikti dan pemerintah semakin menaruh perhatian terhadap ini, untuk menemukan antara investor dan innovator,” ujar Ade saat berkunjung ke kantor Grup SWA.

Ade mengatakan, agar teciptanya ekosistem yang bisa menumbuhkan inovasi perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Maka dalam menjalankan program ini Dikti menggandeng Perguruan Tinggi, Pemda, komunitas masyarakat, industri, dan lain-lain, yang tergabung dalam gerakan bersama yang disebut sebagai penta helix (pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, industri, media).

“Karena inovasi bisa muncul tidak hanya dari perguruan tinggi tapi juga dari masyarakat bisa ada temuan baru. Masyarakat ini bisa dibina oleh perguruan tinggi, dalam membinanya bisa berkolaborasi dengan Pemda, dan lain-lain. Jadi ekosistemnya kami bangun. Maka platform ini harapannya bisa menjadi jembatan yang mempermudah akses dalam mendapatkan manfaat seluas-luasnya,” ujar Ade.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement