Jumat 17 Jul 2020 05:09 WIB

Uji Coba Terbatas, Wisata DIY Belum Terima Wisatawan massal

Uji coba ini untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dan SOP berjalan baik

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Petugas menggunakan pelindung wajah menghitung jumlah pengunjung di kawasan Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (1/7). Kawasan Candi Prambanan melakukan ujicoba pembukaan kunjungan wisata. Uji coba ini berdasarkan izin dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di DIY. Pengunjung pun dibatasi 1.500 orang per hari, dan menggunakan protokol Covid19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas menggunakan pelindung wajah menghitung jumlah pengunjung di kawasan Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (1/7). Kawasan Candi Prambanan melakukan ujicoba pembukaan kunjungan wisata. Uji coba ini berdasarkan izin dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di DIY. Pengunjung pun dibatasi 1.500 orang per hari, dan menggunakan protokol Covid19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pariwisata di DIY masih dilakukan uji coba pembukaan secara bertahap dan terbatas selama pandemi Covid-19. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, selama uji ini rombongan wisatawan belum diterima untuk memasuki kawasan wisata.

"Uji coba operasional terbatas untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dan SOP berjalan dengan baik. Karena masih dalam tahap uji coba, untuk sementara destinasi wisata DIY belum menerima kunjungan wisatawan rombongan atau masal," kata Singgih dalam keterangan resminya, Rabu (15/7). 

Singgih menyebut, pengecualian dilakukan terhadap rombongan wisatawan terutama yang datang dari zona merah dan zona hitam Covid-19. Untuk itu, ia meminta kebijakan tersebut dijalankan dengan ketat. "Destinasi dan industri pariwisata di DIY harus kerja sama dengan wisatawan untuk menerapkan protokol dan SOP secara konsisten," ujarnya.

Dalam masa uji coba pembukaan pariwisata guna menumbuhkan perekonomian DIY yang terdampak Covid-19. Namun, destinasi wisata yang dilakukan uji coba harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

Sehingga, dengan dibukanya destinasi wisata secara terbatas ini tidak menjadi ladang baru penyebaran Covid-19. Terlebih, masa Tanggap Darurat Bencana Covid-19 diperpanjang hingga akhir Juli. "Dalam masa tanggap darurat ini, destinasi wisata dan usaha jasa pariwisata lainnya sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk memberikan layanan terbaik kepada wisatawan dengan protokol kesehatan dan SOP kebersihan, kesehatan dan keamanan," kata Singgih.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement