Jumat 17 Jul 2020 01:02 WIB

Kasus Covid-19 Terus Naik, Pakai Masker Harga Mati

Dengan kasus terus bertambah, memakai masker tak bisa ditawar-tawar lagi.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengendara sepeda motor menggunakan masker.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Pengendara sepeda motor menggunakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menyatakan, Kota Solo masuk zona oranye risiko penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan angka indeks kesehatan masyarakat di Kota Bengawan.

Baca Juga

"Kalau indeks kesehatan masyarakat saya itung baru itungannya 2,115 itu oranye," kata Siti kepada wartawan, Rabu (15/7).

Menurut Siti, masuk zona apapun, kuning, oranye apalagi merah, masyarakat belum bisa beraktivitas normal. Wilayah dengan zona kuning pun masyarakat belum bisa beraktivitas normal.

"Karena potensi menularnya banyak, masih tinggi. Oranye apalagi, sangat potensi untuk menular dan masih infeksius. Kita oranye. Masyarakat harus hati-hati. Masker itu harga mati," ucap dia.

Meski demikian, dia menilai, sektor ekonomi dan kesehatan harus berjalan bersamaan. Sebab, masyarakat tidak bisa dikarantina terus, masyarakat juga perlu hidup.

 Dia merekomendasikam agar pelonggaran sektor yang dibuka dilakukan secara bertahap. Hal itu harus tetap memperhatikan indeks kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Dia meminta agar pelonggaran sektor-sektor tidak terburu-buru agar tidak berdampak buruk bagi masyarakat. Pembukaan sektor-sektor perlu dilakukan bertahap, perlahan tapi pasti.

"Kondisi Covid-19 ini harus menjadi titik awal perhatian. Posisinya seperti apa indeks kesehatan masyarakatnya, baru sektor mana yang dibuka. Kita tetep memeprhatikan, kondisi seperti ini, tahapan seperti ini, yang dibuka sektor apa saja, sehingga semuanya bisa jalan," ucap dia.

Hingga Rabu (15/7), total kasus kumulatif pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Solo mencapai 100 orang. Rinciannya, 32 pasien menjalani rawat inap, 22 orang menjalani isolasi mandiri, 41 pasien dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.

Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif sebanyak 302 orang. Rinciannya, 11 orang menjalani rawat inap, 253 dinyatakan sembuh, dan 38 orang meninggal dunia. Sedangkah jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 666 orang. Rinciannya, satu orang dirawat inap, lima orang menjalani rawat jalan, enam orang dalam pemantauan, dan 354 orang dinyatakan selesai pwmantaauan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement