REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Aleksander Ceferin telah mengadakan sebuah pembicaraan dengan bos Manchester City Khaldoon Al Mubarak. Ini setelah larangan dua tahun City bertanding di kompetisi Eropa dicabut.
Menurut laporan Sky Sports pada Kamis (16/7), sebuah panggilan dilakukan pada Senin (13/7), setelah Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) mencabut larangan City untuk berkancah di Liga Champions musim depan.
Kedua belah pihak menyatakan keinginan untuk memiliki hubungan yang konstruktif. Menurut laporan Daily Mail, Ceferin menyebut Manchester City sebagai sebuah 'aset' dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky Sports News pada Maret lalu.
"Seperti halnya klub lain, mereka adalah aset kami, saya menghormati mereka," kata Ceferin dalam wawancara televisi pertamanya di Inggris setelah City dijatuhi larangan tersebut. "Saya tidak ingin mengatakan itu, 'sekarang kami tidak suka Manchester City'. Kami menyukai mereka, mereka adalah klub kami."
UEFA telah menuduh City melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) dengan menaikkan nilai pendapatan dari sponsor yang berkaitan dengan Grup Abu Dhabi United pimpinan Sheikh Mansour yang menjadi pemilik City. Ini dilakukan untuk menghindari melanggar aturan FFP antara 2012 sampai 2016.
Manchester City juga dianggap kurang kooperatif selama masa penyelidikan kasus tersebut. Namun, CAS mencabut hukuman yang dijatuhkan UEFA ke City pada Senin dan mengurangi denda awal 30 juta euro (sekitar Rp 491 miliar) menjadi 10 juta euro (sekitar Rp 167 miliar) setelah menemukan bahwa sebagian besar dugaan pelanggaran yang dilaporkan tidak terbukti atau sudah melewati waktu (time-barred).
Pelatih the Citizens, Pep Guardiola mengaku senang klubnya dapat bermain di Liga Champions musim depan. "Saya sangat senang atas keputusan itu, yang memperlihatkan bahwa apa yang orang bilang tentang klub ini tidak benar," katanya dilansir laman resmi City, Selasa malam.
Menurut Guardiola, bila City melakukan kesalahan, maka tentu the Citizens akan menerima putusan UEFA dan CAS. City punya hak membela diri ketika yakin apa yang dilakukan adalah benar. "Nyatanya tiga hakim mengatakan itu. Kami juga senang bisa membela apa yang kami lakukan di atas lapangan selama ini," pungkas pelatih asal Spanyol itu.