Jumat 17 Jul 2020 11:32 WIB

Studi: Hydroxychloroquine tak Efektif untuk Covid-19

Hydroxychloroquine tak efektif untuk Covid-19 gejala ringan

Red: Esthi Maharani
Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Caroline Blumberg/EPA
Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Obat antimalaria hydroxychloroquine, yang dipuji oleh Presiden AS Donald Trump sebagai pengobatan Covid-19, tidak efektif untuk pasien dengan gejala ringan.

Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Minnesota, sekitar 24 persen dari pasien yang diberi hydroxychloroquine dalam penelitian itu memiliki gejala yang bertahan selama 14 hari, sementara sekitar 30 persen dari kelompok yang diberi pil plasebo (obat kosong) memiliki gejala terus-menerus selama periode yang sama. Para peneliti mengatakan perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

"Hydroxychloroquine tidak secara substansial mengurangi keparahan gejala atau prevalensi dari waktu ke waktu pada orang yang tidak dirawat di rumah sakit dengan Covid-19," para peneliti menulis dalam sebuah artikel, yang akan diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, Kamis (16/7).

Studi acak plasebo yang terkontrol dilakukan pada 491 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. Karena kekurangan tes di Amerika Serikat, hanya 58 persen dari peserta yang diuji untuk Covid-19.