REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Menteri Dalam Negeri Libya Fathi Bashagha pada Kamir mengungkapkan misi negara asing dapat mulai beroperasi dengan aman di ibu kota Tripoli yang telah dibersihkan dari milisi Khalifa Haftar.
Bashagha menyatakan via akun Twitter-nya bahwa Otoritas Perlindungan Misi Diplomatik siap menjaga keselamatan karyawan dan bangunan misi diplomatik di ibu kota. Dia menuturkan misi diplomatik dapat memulai aktivitas mereka dengan aman usai kembalinya kondisi kehidupan secara bertahap di Tripoli.
Sejak April 2019, pasukan pemberontak Khalifa Haftar telah melancarkan serangan terhadap ibu kota Libya, Tripoli, dan wilayah barat laut dan mengakibatkan lebih dari 1.000 kematian, termasuk perempuan dan anak-anak. Namun, pemerintah Libya baru-baru ini meraih kemenangan signifikan dengan mendorong pasukan Haftar keluar dari Tripoli dan Kota Tarhuna yang strategis.
Pemerintah baru negara itu didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin oleh PBB, tetapi upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh panglima pemberontak Khalifa Haftar, yang didukung oleh Prancis, kelompok paramiliter Rusia Wagner, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu.