REPUBLIKA.CO.ID,
عن ابن عباس رضي الله نعالى عنهما أنه قال، قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم من أدخل على قلب أخيه المسلم فرحا وسرورا في دار الدنيا خلق الله تعالى من ذلك ملكا يدفع عنه الآفات فإذا كان يوم القيامة جاء معه قرينا فإذا أمر به هول يفزعه قال لاتخف فيقول من أنت فيقول أنا الفرح والسرور الذي أدخلته على أخيك المسلم في دار الدنيا.
Diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SA bersabda, ''Barangsiapa di kampung dunia menyenangkan hati saudara Islamnya, maka Allah menciptakan malaikat untuk menolak bahaya darinya. Dan kelak jika hari kiamat telah tiba, maka malaikat menjadi temannya. Kemudian jika dia menemui ketakutan yang mengejutkan, maka malaikat tersebut berkata kepadanya, 'Jangan takut!' Ia bertanya, 'Siapa kamu?' Malaikat tersebut menjawab, 'Saya adalah Al Farah (kesenangan) yang telah kau masukkan ke hati saudara seimanmu di dunia'.''
Untuk menyenangkan hati orang lain mungkin jarang tebersit dalam hati kita. Padahal pahala yang disediakan Allah SWT begitu tinggi nilainya.
“Sesungguhnya, sesama muslim adalah bersaudara” (QS Al Hujuraat: 10), yang satu menjadi penopang bagi yang lain. Tegaknya Islam di muka bumi ini sebenarnyalah dibangun di atas pilar-pilar ukhuwah yang terajut dalam kerangka iman.
Manis nian, seandainya sesama kita saling menyenangkan hati saudaranya. Tak perlu mempersembahkan sesuatu yang hal yang besar atau mahal, cukup menjaga lisan kita agar tidak menyinggung perasaannya. Tetapi, kalaupun bisa melakukan yang lebih, alhamdulillah.
Bila melihat fenomena umat sekarang, di mana kekerasan telah kerap terjadi, ketidakjujuran telah mentradisi, ketundukan tanpa alasan-alasan syar'i telah pula terpatri dalam diri seorang muslim, memandang orang lain tak lebih baik dibandingkan si pemandang. Sayang, amat disayang. Hati-hati kita tampaknya telah terpisah oleh sekat kelaliman. Saling takut, saling marah, saling kesal, saling kecewa.
Wahai muslim, Allah-lah tujuanmu, Alquran petunjukmu, Rasulullah saw tauladanmu, jihad jalanmu, dan syahid cita-cita tertinggimu! Jangan biarkan seluruh perilaku, pikiran dan perkataanmu dikuasai oleh nafsu hingga begitu mudah menyakiti sesama Muslim, menghinakan saudara/i seakidah?