Jumat 17 Jul 2020 16:22 WIB

Arus Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Turun 7,7 Persen

Penurunan peti kemas diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5/2020). PT Pelindo II mencatat arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengalami penurunan.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5/2020). PT Pelindo II mencatat arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengalami penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 masih terasa. Direktur Utama Pelindo II (Persero) Arif Suhartono mengatakan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengalami penurunan.

"Hingga paruh waktu pertama tahun 2020, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok tercatat 2,99 juta TEUs atau 7,7 persen lebih rendah dibandingkan semester satu 2019 yang mencapai 3,24 juta TEUs," kata Arif dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (17/7).

Baca Juga

Dia menjelaskan, meskipun penurunan arus peti kemas akibat pandemi Covid-19 masih terasa, namun tidak setajam periode Januari-Mei 2020. Pada periode awal tahun tersebut, Arif mengatakan secara tahunan arus peti kemas turun hingga 10,4 persen.

Arif memprediksi penurunan peti kemas pada akhir 2020 juga masih akan berlangsung. “Penurunan trafik peti kemas pada akhir tahun 2020 paling tidak di kisaran 10 persen. Perkiraan ini dengan memperhatikan tren pada bulan-bulan sebelumnya," jelas Arif.

Dia menuturkan, aktivitas di pelabuhan memang sangat dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian secara umum. Arif mengatakan pemerintah sudah membuat beberapa skenario terkait pandemi dan dampaknya bagi perekonomian yang diprediksi pandemi baru pada kuartal satu 2021.

“Kami harus bersyukur, karena aktivitas di pelabuhan tetap berjalan dengan baik,” ujar Arif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement