REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan seni bukan untuk mencetak seniman melainkan untuk menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap murid.
"Seni adalah medium yang membantu murid dalam mengenali bakat mereka. Mengenali bakat, dimulai dari minat yang kemudian memunculkan kecintaan. Untuk menumbuhkan kecintaan itu, diperlukan orang dewasa sebagai teladan, yaitu para guru," ujar Mendikbud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (17/7).
Dia menambahkan tujuan pendidikan seni bukan serta merta untuk mencetak seniman, melainkan untuk menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap murid.
"Respons terhadap kepekaan yang difasilitasi oleh guru, akan mendorong murid lebih merdeka dalam berkarya dan berinovasi," ujar dia.
Terkait upaya mencetak murid yang berdaya cipta, Mendikbud menggagas pendekatan pendidikan seni yang selaras dengan pendekatan pendidikan sains, maupun bahasa. "Seperti belajar bahasa, bukan hafalan tata bahasanya yang kita sasar, melainkan minat membaca dan pengetahuan yang didapat dari gemar membaca. Bahkan, kemampuan menciptakan karya sastra," kata Mendikbud.
Sebelumnya, Mendikbud berdialog dengan sejumlah budaya melalui telekonferensi. Perupa Dolorosa Sinaga mengatakan pendidikan seni adalah prasyarat kemerdekaan berpikir.
"Seperti pelajaran sains, melalui pendidikan seni yang berbasis proyek, anak-anak dapat menggali berbagai pengetahuan dari proses berekspresi dan berkarya,” ujar Dolorosa.
Penyempurnaan pendekatan pendidikan seni nantinya diharapkan Mendikbud dapat menempatkan pendidikan seni setara dengan bidang pendidikan lainnya.