REPUBLIKA.CO.ID, LIBREVILLE -- Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba, telah menunjuk perdana menteri (PM) wanita pertama di negara itu. PM baru itu adalah Rose Christiane Ossouka Raponda.
Ossouka Raponda (56 tahun) sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan Gabon. Raponda mengambil alih jabatan Julien Nkoghe Bekale, yang diangkat sebagai perdana menteri pada Januari 2019.
Raponda adalah seorang ekonom dengan pelatihan lulus dari Institut Ekonomi dan Keuangan Gabon, yang berspesialisasi dalam keuangan publik. Pada 2012, ia pertama kali menjadi menteri anggaran dan kemudian menjadi wali kota perempuan pertama ibu kota Libreville pada 2014, sebagai kandidat untuk Partai Demokrat Gabon (PDG) yang menaungi Bongo.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir laman Aljazirah, kantor presiden mengatakan, misinya akan mencakup untuk memastikan peluncuran ekonomi negara Afrika Tengah itu dan dukungan sosial yang diperlukan dalam terang krisis dunia yang terkait dengan Covid-19.
Sangat tergantung pada pendapatan dari minyak, Gabon sangat terpukul oleh penurunan harga minyak mentah serta dampak virus corona baru pada perdagangan. Pengangkatan Ossouka Raponda terjadi pada saat oposisi dan pemimpin masyarakat sipil secara terbuka mempertanyakan kesesuaian Bongo untuk memerintah setelah ia menderita stroke pada Oktober 2018.
Bongo menghabiskan berbulan-bulan di luar negeri untuk perawatan, dan selama waktu ini negara itu diguncang oleh percobaan kudeta pada Januari 2019. Tawaran pergantian hanya berlangsung beberapa jam, tetapi diikuti oleh perombakan yang mengangkat Nkoghe Bekale sebagai perdana menteri dan Ossouka Raponda sebagai menteri pertahanan.
Beberapa bulan kemudian, pihak berwenang meluncurkan gerakan anti-korupsi besar-besaran yang mengarah ke penahanan seorang dekat Bongo, Brice Laccruche Alihanga dan 20 rekan, termasuk empat mantan menteri. Bongo terpilih pada 2009 setelah kematian ayahnya Omar yang memimpin negara itu selama 42 tahun. Presiden muncul kembali di media pada hari Senin setelah beberapa pekan absen dan digambarkan pada pertemuan kepala berbagai cabang angkatan bersenjata dan polisi.