Jumat 17 Jul 2020 23:39 WIB

Petani Kulon Progo Mulai Panen Raya Padi Masa Tanam Kedua

Pemanfaatan pekarangan ini dioptimalkan untuk budidaya tanaman sayuran.

Petani memanen padi di area persawahan di Kulon Progo, Yogyakarta, Selasa (2/6). Kementerian Pertanian memasang target produksi beras sebanyak 33,6 juta ton beras
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Petani memanen padi di area persawahan di Kulon Progo, Yogyakarta, Selasa (2/6). Kementerian Pertanian memasang target produksi beras sebanyak 33,6 juta ton beras

REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Kelompok Tani Ngudi Makmur Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasiki panen rasa masa taham kedua di lahan seluas 24 hektare dengan produktivitas 8,36 ton perhektare gabah kering panen.

Bupati KulonProgo Sutedjo mengatakan Kelompok Tani Ngudi Makmur Seworan menanam padi varietas Ciherang dan Menur atau Melati Menoreh. "Produksi tanaman padi mampu mendukung ketahanan pangan di Kulon Progo," kata Sutedjo, Jumat (17/7).

Menurutnya ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo memang sampai saat ini belum pernah kekurangan stok, bahkan Kulon Progo setiap tahun surplus beras sampai 30.000-40.000 ton/tahun.

Hal ini tentu dapat menyumbang ketahanan pangan, sehingga ini akan membantu pemerintah dalam ketahanan pangan di daerah.

“Kami sudah mempunyai program untuk ketahanan pangan ini termasuk cetak sawah baru, ini kita galakan terus menerus dari tahun ke tahun, selain itu, membangun berbagai sarana prasarana, seperti saluran irigasi,” ujar Sutedjo.

Bupati berharap petani harus dapat “Ngulir Budi” artinya harus kreatif, harus terus berinovasi dalam hal pertanian, berani mencoba hal-hal atau teknologi baru, tidak itu-itu saja dalam hal budi daya pertanian. Selain pertanian sawah, masyarakat diminta selalu produktif dan selalu mengoptimalkan setiap jengkal tanah yang dimiliki, salah satunya melalui pemanfaatan pekarangan.

Pemanfaatan pekarangan ini dioptimalkan untuk budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, polo kependhem dan polo gemantung, budi daya ikan, dan budi daya ternak untuk mencukupi kebutuhan pangan dan protein keluarga.

"Membuat gapura hidup dengan tanaman tanaman merambat pada setiap rumah tangga, selain menyebabkan peningkatan produktivitas kita, juga memberikan keindahan/keasrian lingkungan," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi DIY Arofah mengatakan Kulon Progo sebagai salah satu wilayah penopang pangan DIY harus dapat terus menjaga produktivitasnya meskipun telah mencapai surplus.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho mengatakan bahwa fasilitasi yang selama ini telah diterima oleh kelompok agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. "Dinas Pertanian dan Pangan beserta jajaran di lapangan akan senantiasa mengawal kegiatan di bidang pertanian," katanya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement