REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Hampir semua penerbangan masuk dan keluar dari Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang, China dibatalkan karena wabah virus corona, Jumat (17/7). Kota ini hanya memiliki enam kasus yang dikonfirmasi dengan gejala dan 11 infeksi tanpa gejala.
Langkah-langkah ketat untuk mengendalikan virus, termasuk menghentikan pengoperasian jalur metro dan banyak bus umum. Kondisi ini sesuai dengan janji pemerintah Xinjiang menerapkan langkah-langkah tegas untuk mengatasi wabah itu.
Dikutip dari BBC, Jumat (17/7), lebih dari 600 penerbangan atau 80 persen ke dan dari Bandara Internasional Urumqi Diwopu dibatalkan. Beberapa pengguna media sosial di kota tersebut mengatakan, mereka juga telah diberitahu tidak meninggalkan rumah.
Laporan lainnya menunjukkan, orang-orang dihentikan memasuki atau meninggalkan Kashgar, kota lain di Xinjiang. Langkah pengetatan ini terjadi setelah infeksi terbaru mulai terdeteksi pada Rabu (15/7) dan menjadi yang pertama di wilayah ini selama berbulan-bulan.
Seorang wanita 24 tahun dites positif pada Kamis setelah menunjukkan gejala. Tiga dari kontak dekatnya terbukti positif, tetapi tidak menunjukkan gejala. Kasus asimptomatik lainnya melibatkan seorang pria yang melakukan perjalanan dari Urumqi ke provinsi timur Zhejiang.
Laporan media pemerintah Global Times, sejumlah maskapai, termasuk Juneyao Airlines dan Shenzhen Donghai Airlines mengharuskan semua penumpang yang bepergian ke dan dari Urumqi untuk menunjukkan tes asam nukleat dengan hasil negatif dalam waktu tujuh hari. Penumpang harus memperlihatkan kode kesehatan aman untuk bepergian pada aplikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pembawa virus potensial.
Otoritas Kesehatan Cina melaporkan, angka terbaru menunjukkan 10 kasus baru yang dikonfirmasi, sembilan di antaranya diimpor dari luar negeri. Sejauh ini infeksi yang dikonfirmasi mencapai 83.622, dengan kematian mencapai 4.634.
https://www.bbc.com/news/world-asia-china-53443500