Sabtu 18 Jul 2020 07:10 WIB

Barcelona Tambah Batasan Kegiatan untuk Tahan Covid-19

Warga diminta mengurangi aktivitas sosial dan keluar hanya untuk kegiatan penting.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah orang duduk di kursi pinggir laut di Barcelona, Spanyol, Ahad (3/5). Otoritas Kesehatan Spanyol meminta 5,5 juta penduduk Barcelona untuk menjaga sosialisasi seminimal mungkin.
Foto: AP/Emilio Morenatti
Sejumlah orang duduk di kursi pinggir laut di Barcelona, Spanyol, Ahad (3/5). Otoritas Kesehatan Spanyol meminta 5,5 juta penduduk Barcelona untuk menjaga sosialisasi seminimal mungkin.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Otoritas Kesehatan Spanyol meminta 5,5 juta penduduk Barcelona untuk menjaga sosialisasi seminimal mungkin. Pemerintah meminta warga untuk tetap tinggal di rumah lebih sering lagi, ketimbang melakukan aktivitas di luar ruangan.

Langkah-langkah pembatasan ini mencampuradukkan perintah wajib seperti melarang pertemuan sosial lebih dari 10 orang dan menutup klub malam dan pusat kebugaran. Pemerintah pun dengan tegas membuat panggilan publik untuk kepatuhan sukarela dengan pembatasan mobilitas, termasuk menahan diri dari bepergian ke rumah kedua di luar ibukota regional.

Baca Juga

Keputusan tersebut dilakukan setelah hampir 1.300 kasus terkonfirmasi atau diduga masuk dari Catalonia Kamis (15/7). Jumlah tersebut menjadi peningkatan harian tertinggi dalam beberapa pekan ini.

Juru bicara pemerintah daerah, Meritxell Budo, mengatakan, langkah-langkah yang lebih ketat seperti penutupan penuh akan dihindari. Pemerintah lebih memilih untuk mengurangi aktivitas sosial dan membolehkan keluar hanya untuk kegiatan-kegiatan penting, seperti pekerjaan. Bagi warga yang keluar dari rumah, pemerintah mewajibkan penggunaan masker, termasuk di luar ruangan.

Laporan Worldometers menyatakan, saat ini Spanyol telah memiliki 305,935 kasus infeksi Covid-19 dengan angka kematian mencapai 28,416 orang. Sedangkan secara global, virus corona telah menginfeksi 14,003,956 orang dan membunuh 593,899 jiwa sejak pertama kali muncul akhir tahun lalu di Wuhan, China. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement