REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Iran terus mendapat tekanan keras dari sejumlah negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) terkait dengan geopolitik Timur Tengah.
Hubungan Iran dengan sejumlah negara-negara Arab juga tidak berjalan mulus, sebaliknya malah terus tegang dan meruncing.
Embargo ekonomi dan senjata menjadi bagian dari permainan untuk menekan dan melemahkan negara Republik Islam itu. Program nuklir Iran dijadikan dasar AS dan negara-negara lain untuk terus memberikan tekanan keras.
Iran bukannya jatuh atau makin melemah. Tetapi Iran terus bertahan, ekonomi bisa dijaga, dan malah memainkan peran sentral dalam geopolitik Timur Tengah.
Peran Iran tidak kalah luas dan kuatnya dibandingkan Arab Saudi, Turki, hingga Mesir.
Salah satu sebab yang membuat Iran begitu pede untuk berani melawan segala tekanan yang datang terkait dengan kekuatan militernya.
Rudal apa yang dimiliki Iran?
Sistem rudal Iran adalah bagian penting dari persenjataan militernya mengingat relatif kurangnya kekuatan udara.
Ini berbeda dengan dan Arab Saudi yang memiliki teknologi untuk melakukan serangan udara yang presisi dan jitu.
Iran sebagian besar tidak memiliki kemampuan ini dan bergantung pada peluncuran rudal. Karena itu, Iran benar-benar memperkuat kekuatan rudalnya.
Laporan Departemen Pertahanan AS menggambarkan kemampuan rudal negara Iran merupakan yang terbesar di Timur Tengah.
Tidak mungkin untuk memberikan angka yang tepat tetapi Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di AS mengatakan Iran memiliki ribuan rudal dengan lebih dari selusin jenis yang berbeda.
Media Iran melaporkan rudal Fateh dan Qiam digunakan pada serangan di pangkalan AS.
Analis militer juga telah menunjukkan penggunaan jenis ini berdasarkan gambar dari situs serangan.
Rudal Qiam-1 telah diproduksi secara luas sejak 2011. Qiam-1 memiliki jangkauan hingga 700 km dan muatan (indikasi berapa banyak bahan peledak yang dapat dibawa) dari 750kg. Itu digunakan oleh Iran melawan pejuang IS pada Juni 2017.
Rudal Fateh, yang pertama kali digunakan pada awal 2000-an, memiliki muatan yang sedikit lebih rendah.
Variasi dari rudal balistik jarak menengah Shahab-3 memiliki muatan lebih dari 750kg dan jangkauan ke atas 1.500 km.
Sebagai perbandingan, jet tempur F35 buatan AS memiliki muatan hingga 10.000 kg.
Iran memiliki hingga 50 peluncur rudal balistik jarak menengah dan 100 peluncur rudal balistik jarak pendek. Demikian menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis, sebuah think tank yang berbasis di Inggris.
Iran sedang menguji teknologi luar angkasa untuk memungkinkannya mengembangkan rudal antarbenua yang lebih panjang, menurut laporan AS.
"Iran memiliki kekuatan rudal yang sangat maju," kata Jonathan Marcus, Wartawan Pertahanan BBC dan koresponden diplomatik.
"Mereka cukup akurat - tetapi tidak seakurat atau seandal sistem yang dimiliki Barat."