REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Pada pertengahan Juli di Bosnia ini sempat akan diperingatai dua puluh luma tahun tragedi pembantaian Bosnia. Kali ini rencananya akan diraakan besar-besaran. Perdana Menteri Inggris, hingga Presiden Amerika Serikat sudah bersedia datang.
''Jadi akan ramai sekali. Donal Trump misalnya akan datang. Para pemimpin dunia pun akan ikut hadir. Tak sayang tak terjadi karena kemudian muncul pandemi wabah Corona. Peringatan besar-besaran itu pun batal digelar,'' kata warga Bosnia yang kini tinggal di Jakarta, Edin Hadzalik.
Semua tahu tragedi pembantaian bahkan disebut juga sebagai penghilangan sebuah etnis (Genocida) yang terjadi di wilayah Balkan atau bekas negara Yugoslavia sangat memilukan. Korban pembantain meluas.Tak hanya di Bosnia, di wilayah lain juga terdapat beksanya. Di Croatia, tepatnya di depan Islamic Center di Zagreb, ada berdiri peringatan warganya yang jadi korban pembantian itu. Di dalam tugu itu terapahat nama-nama mereka. Hampir setiap hari ada saja orang yang meletakan karangan bunga tanda duka cita di monumen itu.
Lalu siapa aktornya? Salah satunya adalah pemimpin pasukan Serbia kala menyerbu kawasan Bosnis, yakni Jendral Ratko Mladic ( lahir 12 Maret 1943). Dia ini dianggap paling bertanggung jawab karena membiarkan pembantain itu terjadi. Maka dia menjadi pria paling dicari di Eropa karena setekah perang usai pada tahun 1995 dia menghilang. Dia baru bisa ditangkap karena terkuak persembunyiannaya yang berada di desa kecil Lazarevo di Serbia pada Mei 2011. PBB kemudian menuntutnya sebagai penjahat perang di depan pengadilan internasional di Den Haag dan divonis hukuman 40 tahun.
Dalam sejarah Eropa, Mladic memimpin pasukan Serbia Bosnia melalui konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II. Bersama dengan pemimpin politik Serbia lainnya, Radovan Karadzic, kedua pria ini menjadi identik dengan pembersihan etnis. Mereka 'menyapu habis' penghuni rumah Muslim Bosnia dan Kroasia. Perempuan diperkosa.
Bahkan, Mladic sengaja mengelabui para pengungsi yang tinggal di kamp pengungsian PBB agar meninggakan huniannya. Caranya para pengungsi, terutama kaum lelaki, diminta mencari saudaranya yang masih bersembunyi di hutan dan perbukitan. Di ketahui setelah mereka berada di luar kamp, para pengungsi ditembaki satu persatu. Kisah ini terlihat jelas ketika berkunjung kemudian pembantaian Muslim Bosnia di Srebrenica.
Dalam soal ini, Edin kembali menyebut, saat itu Mladic dan elit Serbia memang sepertinya punya dendam khusus kepada orang Bosnia. Ini masuk akal sebab selama ini etnis ini adalah yang paling mendominasi di Yugoslavia. Mereka menjadi elit politik dan pejabat Yugoslavia. Bahkan, budaya dan agamanya ingin disamakan. Penduduk Bosnia yang mayoritas Muslim bukan dari etnis Serbia jadi korban permainan elit ini.
''Jadi Serbia ingin menguasai segalanya. Bahkan sampai soal anggota tim sepakbola. Mereka campur tangan. Jadi mereka ada dendam ketika Yugoslavia pecah,'' tukas Edin.
Maka, selama hampir empat tahun, Serbia menghantam daerah kantong Muslim Bosnia di Sarajevo dengan peluru dan menyapu jalan-jalannya dengan tembakan penembak jitu. Tapi dari yang aling brutal adalah terjadi di Srebrenica. Di kota itu Mladuc benar-benar mempertintinkan tindakan barbarnya.
Pada sebuah kamp PBB yang berdiri di atas bangunan bekas pabrik pupuk, Mladick dengan pasukannya Serbia memisahkan pria dan anak laki-laki Muslim dari keluarga mereka. Mereka kemudian membawa pergi ke perbukitan dan gunung itu untuk dibantai. Tercatat kemudian lebih dari 8.000 orang menjadi korban.
Uniknya, meski Mladic ditetapkan PBB sebagai seorang jagal, di mata orang Serbia tetap dianggap pahlawan. Ini terbukti misalnya dengan lamanya Mladic bersembunyi yang mencapai tujuh tahun. Tanpa sengaja disembunyikan tak mungkin Mladic bisa begitu lama tak tertangkap. Padahal dikabarkan Mladdi di tempat itu hidup seperti orang biasa. Bebas beraktivitas apa saja. Mladic jelas punya jaringan bantuan teman yang kuat.
Pencarian Mladic misalnya pernah ditelusuri oleh pembuat pembuat film Oliver Pighetti. Dalam laman Wikipedia ditulis, bila timnya sampai menghabiskan satu tahun di jalan untuk mencoba memahami bagaimana bagaimana Mlacik bisa menghindari penangkapan begitu lama.
Tapi akhirnya Mladic tertangkap. Pejabat politik Serbia, Radovan Karadzic, juga mendapatkan hal yang sama. Bahkan salah satu diantaranya sempat di depan pengadilan PBB meminum racun untuk bunuh diri. Sedangkan Mladik sendiri sampai vonis dijatuhkan menganggap dirinya tak bersalah. Dia kala itu malah berteriak mengancam,''Kita lihat siapa nanti yang akan jadi pemenang.
Siapa sosok Mladic ini bisa dilihat dalam video di bawah ini yang berjudul 'Chasing Mladic: The Hunt for te Bucther of Bosnia'.