Sabtu 18 Jul 2020 12:21 WIB

Politisi Muslim Kecam Penghancuran Masjid di Hyderabad India

Owaisi mengecam penghancuran masjid dan pura Hindu di kompleks sekertariat.

Rep: Rizky Surya/ Red: Didi Purwadi
 Personel kepolisian India berjaga-jaga di luar sebuah masjid di India selama masa pandemi corona.
Foto: EPA-EFE/Sanjeev Gupta
Personel kepolisian India berjaga-jaga di luar sebuah masjid di India selama masa pandemi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Ketua partai All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), Asaduddin Owaisi, menyayangkan Dewan Wakaf Telangana yang gagal memberi resolusi melawan penghancuran Masjid di kompleks sekertariatnya sendiri. ''Mereka gagal menunaikan tugas melindungi Masjid. Harusnya orang yang kompeten mampu mencegah hal itu,'' cuit Owaisi di akun Twitternya dilansir dari ANI News pada Jumat (17/7).

Owaisi mengatakan Dewan Wakaf Telangana sempat mengadakan rapat. Namun, rapat itu gagal menghasilkan keputusan apapun soal mencegah penghancuran dua masjid di sana.

Ia mengutuk penghancuran Masjid dan Pura Hindu di kompleks sekertariat itu. Ia menuntut penangkapan atas kontraktor penghancuran tersebut.

Selama proses penghancuran kompleks sekertariat di Telangana, Masjid dan Pura juga dihancurkan. ''Kontraktornya harus dihukum penjara, publik harus tahu kami mengutuk tindakan ini,'' ujar Owaisi.

Owaisi mengajak pemerintah duduk bersama guna menangani kisruh akibat penghancuran rumah ibadah. Ia menekankan sebenarnya tak melarang pembangunan sekertariat baru.

''Tapi apa yang kami minta itu adalah jangan menghancurkan struktur yang sudah ada,'' ujarnya. ''Kami ingin Masjid dibangun lagi di lokasi yang sama.''

Sebelumnya, Pemerintah India menghancurkan dua masjid dan sebuah Pura pada Senin (6/7). Penghancuran tersebut menjadi bagian dari rencana pembangunan kompleks baru sekretariat Telangana.

Masjid Dafaatir-e-Muatamadi terletak berdekatan dengan Blok C, sementara Masjid-e-Hashmi terletak di dekat Blok D. Sedangkan Kuil Nalla Pochamma terletak di tengah-tengah bangunan. Pemerintah melihat tiga bangunan ini dianggap menghalangi pembangunan sekretariat baru.

Masjid-e-Hashmi adalah masjid yang tertua di dekat Blok D. Pemerintah Andhra Pradesh juga telah berusaha banyak untuk menggeser masjid, tetapi setelah ditentang oleh cendekiawan Islam dan Muslim umum. Pembangunan blok D tidak lagi mempedulikan tentang masjid.

Sementara itu, Masjid Dafaatir-e-Muatamadi dibangun pada masa pemerintahan Kongres dengan biaya 20 juta rupe atau sekitar Rp 3,8 miliar. Karyawan sekretariat dan kantor pemerintah di sekitarnya biasa sholat di masjid agung. Masjid ini juga biasa digunakan sholat Jumat dengan ratusan jamaah.

Sesuai dengan rencana yang disiapkan pemerintah untuk pembangunan sekretariat baru, diputuskan untuk menghancurkan dua masjid dan sebuah kuil. Ketiga bangunan ibadah itu akan dibangun di tempat lain. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement