REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Pemerintah Argentina pada Jumat (17/7) memutuskan untuk melonggarkan pembatasan sosial. Ironisnya, pada hari yang sama, jumlah kasus harian di negeri itu malah mencapai rekor tertingginya.
Presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan, setelah empat bulan dilakukan pembatasan, pihaknya akan melakukan pelonggaran secara bertahap. Tahap pertama akan berlangsung hingga 2 Agustus 2020.
Pemerintah akan mengizinkan kembali toko, salon, dan beberapa layanan profesional lainya dibuka kembali di ibukota Buenos Aires, yang telah berada di bawah pembatasan keta sejak 20 Maret lalu. Kegiatan rekreasi luar ruang juga akan diizinkan. Namun sekolah-sekolah masih akan tetap ditutup.
Keputusan membuka pembatasan sosial itu sebenarnya tak terlepas dari banyaknya tekanan kepada pemerintah. Kelompok oposisi di parlemen mengkritik pembatasan yang terlalu lama. Begitupun masyarakat yang meminta Buenos Aires segera dibuka dengan melakukan aksi demonstrasi di jalanan.
Namun demikian, pada Jumat, pemerintah Argentina juga melaporkan adanya 4.518 kasus baru Covid-19. Ini adalah jumlah kasus harian tertinggi di negeri itu sejak awal pandemi. Data resmi menunjukkan, total kasus Covid-19 di Argentina kini sebanyak 119.301 kasus dengan 2.178 kematian. Angkanya masih relatif lebih rendah dibandingkan negara tetangga Argentina di Amerika Selatan.
"Upaya yang kami lakukan sangat penting. Kami berada di antara negara-negara dengan kematian paling sedikit," kata Fernandez.
Fernandez menambahkan, pihaknya akan kembali memperketat pembatasan jika angka penularan meningkat. “Kami masih sangat jauh dari mengatasi masalah. Yang penting bagi kami adalah bahwa sistem kesehatan tidak runtuh,” katanya.
Argentina menerapkan pembatasan secara nasional pada 20 Maret 2020. Namun, wilayah di luar Buenos Aires lebih dulu memperlonggar pembatasannya masing-masing.