Ahad 19 Jul 2020 13:48 WIB

Wapres: Cegah Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19

Wapres mengingatkan pesantren jangan sampai jadi klaster baru penularan Covid-19

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar di pesantren dipersiapkan secara baik, mulai dari sarana dan prasarana yang mendukung protokol kesehatan. Wapres tidak ingin jika pembukaan pesantren justru menjadi pusat penularan baru Covid-19.

"Pesantren ini kan kalau tidak dipersiapkan, ini bahaya, datang anak, kemudian ada yang terpapar, itu bisa jadi klaster baru, karena kan tempatnya dempet-dempet, satu kamar misalnya harus lima orang diisi 15 orang, saya kan alumni pesantren, jadi tau," kata Ma'ruf dalam keterangan yang dirilis Sekretariat Wakil Presiden melalui akun Youtube, Ahad (19/7).

Baca Juga

Karena itu, pertama yang harus disiapkan adalah semua santri dan pengajar pesantren harus menjalani pemeriksaan untuk memastikan bebas dari virus Covid-19. Setelah itu, protokol kesehatan harus dijalankan di lingkungan pesantren, yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Ma'ruf meminta dilakukan pembatasan pergerakan ke dalam maupun ke luar pesantren untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

"Kalau sudah disiapkan dengan baik, pesantren paling aman, sebab dia dikarantina, kemudian dikawal jangan sampai dia keluar jangan ada yang masuk, maka dia lebih aman daripada orang sekolah biasa, yang keluar dia bergaul kesini kesana," kata Ma'ruf lagi.

Meski begitu, ia mengakui tidak semua pesantren memiliki sarana dan prasarana yang mendukung diberlakukannya protokol kesehatan, seperti fasilitas cuci tangan, penyediaan masker dan sarana lainnya. Karena itu, Pemerintah kemudian mengalokasikan anggaran bantuan untuk pesantren dalam pencegahan penyebaran Covid-19 sebesar Rp2,7 Trilliun.

Ma'ruf merinci, bantuan sebesar Rp2,7 Trilliun itu terdiri dari bantuan operasional 21 ribu pesantren  60 ribuan madrasah diniyah takmiliah dan lembaga  pendidikan alquran sebesar Rp2,38 Trilliun, lalu bantuan dukungan internet senilai Rp317 miliar.

"Ini untuk 21 ribu pesantren ya pak, menurut itungan Pak Menteri 21 ribu lembaga pesantren itu bantuan operasionalnya Rp 2 Triliun 38 miliar, untuk internet dikasih Rp317 miliar untuk bantuan internet," kata Ma'ruf.

Ma'ruf pun memerintahkan Menteri Agama Fahrul Razi segera menyalurkan bantuan operasional ke pesantren-pesantren di Indonesia. "Dananya sudah dikantongi Pak Menag dan harus segera selesai satu dua bulan ini," kata Ma'ruf.

Bahkan di luar bantuan operasional itu, ada anggaran untuk insentif untuk ustad atau pengajar. Nantinya bantuan akan menggunakan skema penyaluran bantuan sosial melalui melalui Kementerian Sosial dan Kementerima desa di luar yang tadi itu, ada insentif untuk ustaz-ustad.

"Kemudian ada juga dukungan pemeriksaan kesehatan sarana kesehatan untuk memenuhi protokol kesehatan oleh gugus tugas, BNPB dan BPBD dan dinas kesehatan daerah," kata Ma'ruf.

Untuk sarana dan prasarana juga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga akan membangun sarana dan prasarana pesantren di 10 provinsi.

"KemenPUPR juga akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana pesantren, tempat wudlu MCK, cuci tangan, memang dukungan kemenPUPR ini tahun 2020 hanya 10 provinsi, yang punya jumlah pesantren terbesar," kata Ma'ruf.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement