REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim tanggap darurat penanggulangan bencana daerah memutuskan menambah batas waktu pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemerintah Daerah (Pemda) setempat terpaksa menambah waktu tiga hari untuk melakukan pencarian.
"Hasil rapat evaluasi dan koordinasi dengan bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Dandim serta masyarakat, sesuai dengan prosedur tujuh hari (tanggap bencana). Namun dilihat lokasi dan masih ada korban yang hilang, sehingga Pemda setempat menambah tiga hari masa perpanjangan pencarian," ujar Kepala Basarnas Makassar, Mustari, Ahad (19/7).
Dari hasil operasi gabungan SAR hari ketujuh pencarian, dua jenazah kembali ditemukan tim Gabungan SAR, di dua tempat berbeda sehingga sampai saat ini jumlah korban jiwa sebanyak 38 orang. Dua korban tersebut ditemukan di dua tempat berbeda masing-masing, satu korban tanpa identitas jenis kelamin perempuan di Dusun Pombakka, Desa Lapapa, Kecamatan Masamba, dan satu korban lainnya jenis kelamin laki-laki di pinggir sungai, Kelurahan Bone Tua, Griya Cendana Permai.
Jenazah kedua korban ini, kata dia, selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Hikmah guna identifikasi Tim DVI Polda Sulsel. Informasi perkembangan baru diterima dari Tim DVI, bahwa telah teridentifikasi satu orang korban jenis kelamin perempuan bernama A. Nina Saad berusia 23 tahun.
Diterima pula informasi dari Tim Assesment SAR gabungan bahwa korban dalam pencarian bernama Afni di temukan selamat dan mengungsi di Radda, Tugu Coklat. Sedangkan starus data korban sementara per 19 Juli 2020, jumlah korban sebanyak 1.592 orang, yang selamat 1.543 orang, meninggal dunia 38 orang dan masih dalam pencarian 11 orang.
Dari jumlah jenazah yang sudah ditemukan laki-laki 15 orang, perempuan 23 orang, dan telah terindentifikasi sebanyak 31 orang sisanya tujuh orang belum terindentifikasi. Tim diturunkan Gabungan SAR dan Potensi SAR sebanyak 1.001 personel.
Data sementara dari BPBD setempat tercatat sebanyak 14.438 jiwa dari total 3.627 Kepala Keluarga (KK) mengungsi. Sebanyak 4.202 unit Rumah warga ikut terdampak, sembilan unit sekolah, 13 unit rumah ibadah, rinciannya 12 masjid dan satu gereja.
Fasilitas kesehatan rusak masing-masing satu Puskesmas, satu Laboratorium Kesda dan satu unit PSC serta delapan kantor pemerintahan. Akses jalan yang terdampak, total sepanjang 12,8 kilometer, dan sembilan jembatan mengalami kerusakan.