Senin 20 Jul 2020 09:52 WIB

Terapkan Ini untuk Jadi Wisatawan Berwawasan Lingkungan

Wisatawan peduli lingkungan disarankan kurangi bawaan yang berpotensi menjadi sampah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dua wisatawan lokal menyusuri jalur pendakian Gunung Anak Krakatau (GAK),Taman Nasional Krakatau, Bandar Lampung (ilustrasi).Wisatawan peduli lingkungan disarankan kurangi bawaan yang berpotensi menjadi sampah
Foto: ANTARA
Dua wisatawan lokal menyusuri jalur pendakian Gunung Anak Krakatau (GAK),Taman Nasional Krakatau, Bandar Lampung (ilustrasi).Wisatawan peduli lingkungan disarankan kurangi bawaan yang berpotensi menjadi sampah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekowisata atau kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan menjadi alternatif yang kian diminati para pelancong. Pasalnya, ekowisata mengusung prinsip ramah lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat.

Pendiri Indonesian Ecotourism Network (Indecon) Ary Suhandi membagikan kiat menjadi ecotraveler yang bijaksana. Dia menyampaikan materi itu pada webinar bertajuk "Being an Eco Traveler" yang diselenggarakan LSPR dan EcoNusa akhir pekan silam.

"Kita memahami bahwa perjalanan wisata kita memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga membuat keputusan perjalanan yang memenuhi keinginan, sekaligus meminimalisasi dampak menjadi penting," kata Ary.

Dia menyarankan untuk menjadikan perjalanan wisata lebih bermakna dengan cara tidak melakukan kegiatan yang bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Rencanakan perjalanan yang menghargai, bahkan melindungi lingkungan.

Menekan frekuensi perjalanan wisata menggunakan pesawat terbang bisa dilakoni dengan cara tinggal lebih lama di destinasi. Kurangi jejak karbon dan berpartisipasilah dalam memilih transportasi ramah lingkungan seperti sepeda dan angkutan umum.

Vice Chair Asian Ecotourism Network di Bangkok itu mewanti-wanti bahwa wisata bukan melulu foto atau swafoto di tempat indah. Esensi dari perjalanan adalah berinteraksi dan belajar dari masyarakat lokal, mencari pengalaman, dan aktualisasi diri.

Selama berada di tempat wisata, jangan segan berinteraksi dengan masyarakat guna mempelajari budaya dan kehidupan sehari-hari mereka. Pengalaman itu bisa menjadi kenangan seumur hidup, ditambah menikmati bentang alam yang indah.

Memilih tinggal di homestay akan lebih baik karena berbagi pendapatan dengan masyarakat. Jika menginap di hotel, pilih layanan akomodasi yang menerapkan program ramah lingkungan seperti daur ulang, pemilahan sampah, dan penghematan energi.

Ary mengatakan, apabila melakukan perjalanan jelajah hutan atau kawasan alami, gunakan jalur yang sudah ada dan jaga jarak aman dengan hewan apapun yang dijumpai. Selalu jaga kebersihan di lokasi wisata dan jangan ragu memunguti sampah yang terlihat.

Pria yang berkiprah di dunia ekowisata sejak 1987 itu menganjurkan pula untuk mengurangi barang bawaan yang berpotensi menjadi sampah. Saat berbelanja di lokasi wisata, gunakan tas ramah lingkungan yang bisa digunakan secara berulang.

"Kalau bisa, beli produk lokal yang membantu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Catatan paling penting, jangan membeli suvenir atau produk yang terbuat dari hewan atau tumbuhan yang terancam punah," ungkap Ary.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement