Senin 20 Jul 2020 10:32 WIB

Rupiah Diprediksi Lanjutkan Pelemahan

Hari ini minim berita positif dari dalam negeri maupun global.

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Ahad (7/6). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan masih akan lanjut terkoreksi di tengah kekhawatiran berlanjutnya dampak ekonomi akibat pandemi.
Foto: ANTARA/RENO ESNIR
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Ahad (7/6). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan masih akan lanjut terkoreksi di tengah kekhawatiran berlanjutnya dampak ekonomi akibat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan masih akan lanjut terkoreksi di tengah kekhawatiran berlanjutnya dampak ekonomi akibat pandemi. Pada Senin (20/7) pukul 09.47 WIB rupiah melemah 103 poin atau 0,7 persen menjadi Rp 14.806 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.703 per dolar AS.

Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, sebenarnya pada hari ini masih cenderung minim berita positif baik dari dalam maupun dari global. "Baik global maupun di dalam negeri, kondisi pandemi masih terus terlihat mengalami kenaikan," ujar Rully, Senin.

Baca Juga

Menurut Rully, pergerakan rupiah masih akan dominan dipengaruhi sentimen kekhawatiran gelombang kedua Covid-19. Selan itu sentimen eksternal lainnya, yaitu memburuknya hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Rully memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.664 per dolar AS hingga Rp 14.745 per dolar AS. Pada Jumat (17/7) lalu rupiah ditutup melemah 78 poin atau 0,53 persen menjadi Rp 14.703 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.625 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement