Senin 20 Jul 2020 10:39 WIB

Program Kemitraan Bikin Petani Bawang Putih Untung

Program kemitraan dengan importir bawang putih dinilai untungkan petani

Di Kawasan Lereng Gunung Sumbing Magelang, pola kemitraan tanam antara petani dengan importir bawang putih, diakui dirasakan manfaatnya oleh para petani setempat.
Foto: Kementan
Di Kawasan Lereng Gunung Sumbing Magelang, pola kemitraan tanam antara petani dengan importir bawang putih, diakui dirasakan manfaatnya oleh para petani setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan produksi bawang putih dalam negeri. Caranya melalui perluasan areal tanam dengan melibatkan pemerintah daerah, petani, hingga pelaku usaha impor. 

Seperti halnya di Kawasan Lereng Gunung Sumbing Magelang, pola kemitraan tanam antara petani dengan importir bawang putih, diakui dirasakan manfaatnya oleh para petani setempat. Di Kawasan tersebut terdapat tiga sentra bawang putih yang mengembangkan model kemitraan dengan importir yaitu Kecamatan Kaliangkrik, Kajoran dan Windusari.

Juli, Ketua Poktan Kerto Raharjo, Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik Magelang saat dihubungi, Ahad (19/7) mengaku senang bisa memiliki pengalaman bermitra dengan importir."Kelompok saya pernah bekerjasama (dengan importir-red) tahun 2019. Kami mendapat bantuan saprodi dan benih dari importir. Hasil panennya dibagi 80 persen untuk petani dan 20 persen untuk importir. Petani mendapat banyak keuntungan," ungkap Juli yang diaminkan oleh para petani lainnya yang tergabung dalam Asosiasi Petani Bawang Putih Kecamatan Kaliangkrik.

Senada, Sugeng, anggota Poktan Pituduh, Desa Ngargosoko, Kecamatan Kaliangakrik, juga merasakan hal yang sama. Pada tahun 2017 pihaknya bekerjasama dengan PT. RRB dengan luasan 2,6 Ha. "Saya senang karena berhasil panen dan menguntungkan, hasil yang diperoleh saya jadikan benih dan ditanam lagi,” ujar Sugeng.

Tarman, ketua Poktan Suko Tani, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran menambahkan importir mitra bahkan mau membeli untuk konsumsi sebanyak 70 ton. Meskipun di dalam Perjanjian Kerjasama atau PKS tidak disebutkan ketentuan bahwa importir wajib serap seluruh hasil petani. 

"Saya dan anggota merasa terbantu karena importir mitra kami mau membeli hasil panen milik petani" ungkap Tarman. 

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro menjelaskan bahwa kemitraan dengan importir di wilayahnya sudah berjalan dengan baik dan petani cukup terbantu, 

“Dinas berkomitmen untuk terus mengawal kegiatan ini (bawang putih-red), dan berharap dapat terus berkembang untuk kesejahteraan petani kami" ujarnya. 

Direktur Sayuran & Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, Tommy Nugraha, meminta kemitraan yang telah terjalin antara petani dan importir di Magelang dapat terus berjalan harmonis. Ini sebagaimana yang sering disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. 

"Program kemitraan bawang putih antara petani dengan importir di berbagai daerah terbukti bermanfaat untuk keduabelah pihak. Seperti instruksi Pak Mentan, Kementan akan terus dorong dan kawal pelaksanaannya di lapangan,” pungkas Tommy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement