Senin 20 Jul 2020 10:44 WIB

Bank Commonwealth akan Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Dana hasil obligasi akan dipakai untuk mendukung pertumbuhan aset produktif.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Commonwealth akan menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun pada paruh kedua 2020.
Foto: ABC News: Margaret Burin
PT Bank Commonwealth akan menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun pada paruh kedua 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Commonwealth akan menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun pada paruh kedua 2020. Adapun rencana perusahaan obligasi diterbitkan dalam denominasi rupiah dengan jangka waktu atau tenor tiga tahun.

Seperti dikutip dari prospektus perusahaan, Senin (20/7) Bank Commonwealth berharap dapat memperoleh pernyataan efektif penawaran obligasi pada 13 Agustus 2020. Berdasarkan prospektus tersebut, nantinya seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan oleh perseroan untuk mendukung pertumbuhan aset produktif. 

Baca Juga

Hal itu dilakukan dalam bentuk penyaluran kredit, penempatan surat berharga dan memperkuat sumber-sumber pendanaan perusahaan. Bank Commonwealth melansir jadwal penawaran awal akan dimulai pada 21 Juli 2020 hingga 3 Agustus 2020. Selanjutnya perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 13 Agustus 2020.

Kemudian masa penawaran umum dijadwalkan pada 14-18 Agustus 2020, perkiraan tanggal penjatahan 19 Agustus 2020, perkiraan tanggal pembayaran dan pengembalian uang pemesanan 25 Agustus 2020, perkiraan tanggal distribusi obligasi secara elektronik 25 Agustus 2020, dan perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indoneisa 26 Agustus 2020. 

Dalam rangka penawaran umum, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat sesuai dengan ketentuan dalam Akta Perjanjian Perwaliamanatan. Hasil pemeringkatan atas obligasi adalah AAA berdasarkan surat No.56/DIR/RAT/III/2020.

Pada kuartal satu 2020, Bank Commonwealth membukukan rugi komprehensif tahun berjalan senilai Rp 70,915 miliar dengan rugi bersih per saham Rp 5,806 miliar. Jumlah aset senilai Rp 22,089 triliun. 

Per kuartal I 2020, posisi rasio kecukupan modal bank asal Australia itu sebesar 22,54 persen dengan porsi pembentukan cadangan terhadap aset produktif sebesar 2,49 persen. Adapun kualitas kredit tecermin dari rasio kredit bermasalah kotor (NPL gross) sebesar 4,37 persen dan NPL net 2,35 persen dan rasio intermediasi sebesar 87,27 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement