REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak berkomitmen untuk menerima hasil pilpres AS November mendatang. Menurutnya, masih terlalu dini membuat jaminan ketat seperti itu.
"Saya harus melihat. Dengar, saya harus melihat. Saya tidak akan hanya mengatakan 'ya'. Saya tidak akan mengatakan 'tidak'," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan wartawan Fox News Chris Wallace pada Ahad (19/7), dikutip laman Aljazirah.
Dalam jajak pendapat baru-baru ini, elektabilitas Trump tertinggal oleh pesaingnya dari Partai Demokrat Joe Biden. Namun, Trump menghujat hasil survei tersebut. Kendati demikian, survei tersebut tampaknya cukup mempengaruhi mentalitas Trump.
Hal itu tampak pada keputusannya mengganti manajer kampanyenya Brad Parscale pada Rabu pekan lalu. Dalam keterangan yang diunggah di akun Facebook-nya, Trump mengatakan posisi Parscale akan digantikan oleh Bill Stepien yang sebelumnya menjabat sebagai wakil manajer kampanye.
Trump mengatakan Paracale akan beralih ke peran yang berfokus pada strategi digital dan data. Dalam pernyataannya, Trump memberi apresiasi pada Parscale dan Stepien atas keterlibatan mereka dalam memenangkan pilpres AS tahun 2016 lalu.
Stepien adalah seorang ahli strategi lama dari Partai Republik. Sebelum ditarik masuk ke tim kampanye, dia adalah direktur politik di Gedung Putih. Dengan perombakan tersebut. Trump optimistis dapat mengulang keberhasilannya seperti empat tahun lalu.
“Yang ini harusnya jauh lebih mudah karena jumlah jajak pendapat kita meningkat dengan cepat, ekonomi semakin baik, vaksin dan pengobatan dalam proses, dan orang Amerika menginginkan jalan-jalan dan komunitas yang aman,” kata Trump.
Perombakan tim kampanye Trump telah santer dikabarkan sebelumnya. Terutama sejak kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma, bulan lalu. Kala itu, Parscale menyebut bahwa lebih dari satu juta orang telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam kampanye. Namun faktanya, yang hadir hanya 6.200 orang.