REPUBLIKA.CO.ID, JAFFA—Empat pemrotes ditangkap dalam bentrokan dengan polisi di Jaffa, Israel pada Ahad (19/7) malam.
Aksi demonstrasi ditunjukkan menentang rencana pemerintah untuk membangun penampungan tunawisma di atas lahan pemakaman khusus Muslim.
Sekitar 200 orang berpartisipasi dalam protes tersebut. Menurut kepolisian setempat, para demonstran membakar sejumlah tong, melempar batu, dan menembakkan petasan ke atas polisi. Di sisi lain, para demonstran mengatakan bahwa polisi juga melakukan tindakan yang berlebihan.
Polisi, yang beberapa dari mereka menunggang kuda, mengejar pengunjuk rasa melalui jalan-jalan dan juga menggunakan meriam air dan granat setrum untuk membubarkan kerumunan.
Kepala Dewan Islam Jaffa, Tareq Ashkar, mengatakan bahwa polisi menggunakan cara ‘lembut’ untuk menahan demonstran di Tel Aviv, sementara demonstran Arab di Jaffa dibombardir dengan granat kejut.
Aksi protes itu terjadi kurang dari sepekan setelah proses pembangunan tempat penampungan tunawisma kembali dimulai, setelah keputusan Pengadilan Distrik Tel Aviv awal bulan ini untuk menolak petisi oleh Dewan Islam Jaffa, yang menentang pembangunan tempat penampungan.
Konstruksi di atas pemakaman itu memicu demonstrasi selama berhari-hari selama dua bulan terakhir di Jaffa, sebuah kota yang didominasi orang Arab yang merupakan bagian dari kota Tel Aviv.
Kuburan, yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Maqbarat al-Isaaf, adalah salah satu dari sedikit situs pemakaman Muslim di Tel Aviv. Kuburan itu telah luput dari perhatian selama bertahun-tahun sampai kota memutuskan untuk membangun bangunan tiga lantai di atasnya.
Ketika buldoser dikerahkan, sedikitnya 30 makam hancur disusul banyaknya tulang belulang yang mencuat dari tanah. Dewan Islam mulai mengorganisasikan warga untuk mencegah pembongkaran, tetapi pemerintah kota menolak petisi itu.
Dewan Islam mengatakan, situs tersebut merupakan tempat yang memiliki makna khusus bagi komunitas Muslim Jaffa, mengingat usianya yang sudah berabad-abad.