Selasa 21 Jul 2020 12:29 WIB

Petinggi UNS Positif Covid-19, Kampus Pusat Dikarantina

Sejak kemarin kampus UNS dan sekitarnya disemprot disinfektan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Indira Rezkisari
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Kampus UNS Solo sementara ditutup setelah ditemukan seorang petinggi kampus yang positif Covid-19.
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Kampus UNS Solo sementara ditutup setelah ditemukan seorang petinggi kampus yang positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Satu orang petinggi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dinyatakan positif Covid-19. Jajaran Rektorat mengambil langkah cepat dengan melakukan karantina atau menutup kampus pusat UNS di Kentingan, Jebres, Solo.

Rektor UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan, Selasa (14/7) pekan lalu dia bersama Wakil Rektor 4, Kepala Humas UNS dan sekretaris rektor menghadiri acara workshop kerja sama antara UNS dengan Kemenparekraf di Hotel Novotel Solo. Jamal memberikan presentasi kemudian menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UNS dengan Kemenparekraf, lalu kembali ke kampus UNS. Selasa sore, Jamal mendapatkan informasi dari Humas UNS terkait adanya delapan orang dari Kemenparekraf yang hadir di acara workshop dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga

Jamal segera melakukan konsolidasi agar perwakilan UNS yang ikut ke acara workshop untuk uji usap (swab). Uji usap dilakukan pada Jumat (17/7) di Rumah Sakit (RS) UNS.

"Kami sudah memperoleh hasil, alhamdulillah saya dan pimpinan yang ikut ke hotel dinyatakan negatif. Kami minta seluruh pimpinan ikut tes swab. Pada Ahad (19/7) malam kami mendapat informasi ada pimpinan yang hasil swab-nya positif," ungkap Jamal dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (21/7).

Seluruh pimpinan diminta melakukan uji usap karena setelah menghadiri acara workshop. Jamal kembali ke kampus pusat UNS dan bertemu para pimpinan kampus.

Pada Senin (20/7) pagi kantor pusat UNS, gedung auditorium, rumah dinas rektor dan tempat-tempat yang sempat disinggahi dilakukan penyemprotan dengan disinfektan. "Dan kami mengambil kebijakan tiga hari, Senin, Selasa, Rabu (22/7) bahkan sampai Kamis (23/7) itu kantor pusat kami lockdown. Hanya orang-orang tertentu yang melayani kegiatan vital yang bisa ke kantor pusat. Saya saja berpindah kantor sekarang, saya tidak berani masuk kantor pusat," papar Jamal.

Selain itu, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kampus UNS, maka jajaran rektorat memutuskan menutup fasilitas umum yang ada di UNS. Yaitu arena olahraga, tempat ibadah semua agama, termasuk tempat berekreasi di area UNS, sambil menunggu kondisi lebih baik.

"Masjid, gereja, dan tempat ibadah lain sementara kami tutup untuk menjaga dan meningkatkan kondusivitas di Kentingan," imbuh Rektor.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan, pimpinan yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut bukan yang hadir saat acara workshop dengan Kemenparekraf. Namun, Jamal mengaku belum memperoleh informasi sumber penularan Covid-19 pada salah satu pimpinan UNS tersebut.

UNS juga telah melakukan tes swab kepada keluarga, mencakup anak, istri, sopir dan sekretaris pimpinan tersebut. Hasilnya keluar Selasa pagi menyatakan anak, istri, sopir dan sekretaris pimpinan tersebut negatif Covid-19. Namun, hasil uji swab dari salah satu anak pimpinan tersebut belum keluar.

Saat ini kampus UNS melaksanakan tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan sistem ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) gelombang II pada 20-29 Juli 2020. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, maka tim keamanan kampus diminta memastikan hanya yang terdata sebagai peserta UTBK yang boleh masuk ke lingkungan UNS.

Bagi peserta UTBK dari luar kota diwajibkan mbawa surat keterangan sehat. Namun, untuk peserta dari wilayah Eks Karesidenan Surakarta tidak perlu membawa surat tersebut. "Kalau peserta dari luar eks Karesidenan Surakarta harus ada tes kesehatan. Kalau tadak ada, kami tidak bisa melayani. Ini sebagai bentuk mengantisipasi dan mencegah beredarnya pandemi Covid-19 di UNS," terang Jamal.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UNS yang juga anggota Dewan Pengawas RSUD dr Moewardi, Reviono, mengatakan, begitu mendapatkan informasi tentang pegawai Kemenparekraf yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, maka dilakukan penelusuran sesuai prosedur. "Setelah tracing satu pimpinan dinyatakan positif, kami lakukan tracing kedua. Alhamdulillah tracing kedua hasilnya negatif, kecuali putri beliau yang dinas di RSUD Ponorogo dilakukan swab di Ponorogo, hasilnya belum keluar," ucap Reviono.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement