REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru mengidentifikasi 37 struktur vulkanik yang beberapa waktu lalu aktif di Venus. Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan memberikan beberapa bukti bahwa planet ini masih aktif secara geologis.
Studi dilakukan oleh para peneliti di Universitas Maryland dan Institut Geofisika di ETH Zurich, Swiss dan diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience pada Senin (20/7).
Laurent Montési, seorang profesor geologi di UMD dan rekan penulis makalah penelitian mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dapat menunjuk struktur berupa gunung berapi aktif.
"Studi ini secara signifikan mengubah pandangan Venus dari planet yang sebagian besar tidak aktif menjadi planet yang bagian dalamnya masih berputar dan dapat memberi makan banyak gunung berapi aktif,” ujar Montési, dilansir Science Daily, Selasa (21/7).
Bukti aktivitas geologis mengotori permukaan planet dalam bentuk struktur seperti cincin yang dikenal sebagai coronae. Coronae terbentuk ketika bulu-bulu material panas yang berada jauh di dalam planet ini naik melalui lapisan mantel dan kerak bumi. Ini mirip dengan cara bulu mantel membentuk Hawai, kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung vulkanik di Amerika Serikat (AS).
Namun, diperkirakan bahwa coronae di Venus mungkin merupakan tanda-tanda aktivitas purba. Ini juga menjadi tanda bahwa planet ini telah cukup dingin untuk memperlambat aktivitas geologis di bagian dalam planet dan mengeraskan kerak sehingga material hangat apa pun dari dalam tidak akan dapat menembusnya.
Proses yang tepat di mana bulu mantel membentuk coronae di Venus dan alasan variasi di antara coronae telah menjadi masalah untuk diperdebatkan. Dalam studi baru, para peneliti menggunakan model numerik dari aktivitas termo-mekanik di bawah permukaan Venus untuk membuat resolusi tinggi, simulasi 3D dari pembentukan coronae.
Simulasi dalam penelitian memberikan pandangan yang lebih rinci tentang proses daripada sebelumnya. Hasilnya, telah membantu tim mengidentifikasi fitur yang hanya ada di coronae yang baru aktif.
Tim peneliti kemudian dapat mencocokkan fitur-fitur tersebut dengan yang diamati di permukaan Venus. Tim mengungkapkan bahwa beberapa variasi coronae di seluruh planet ini mewakili berbagai tahap perkembangan geologis. Studi telah memberikan bukti pertama bahwa coronae di Venus masih berevolusi, menunjukkan bahwa bagian dalam planet ini masih bergejolak.
"Peningkatan derajat realisme dalam model-model ini dibandingkan penelitian sebelumnya memungkinkan untuk mengidentifikasi beberapa tahap dalam evolusi coronae dan menentukan fitur geologi diagnostik yang hanya ada pada coronae yang saat ini aktif," jelas Montési.
Montési mengatakan bahwa setidaknya 37 coronae di Venus baru-baru ini aktif. Coronae aktif di Venus berkerumun di beberapa lokasi, yang menunjukkan area paling aktif, memberikan petunjuk untuk cara kerja interior planet.
Hasil ini dapat membantu mengidentifikasi area target di mana instrumen geologi harus ditempatkan pada misi masa depan ke Venus. Misi yang akan diluncurkan seperti EnVision Eropa yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2032.