REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eurofighter Typhoon adalah pesawat tempur multi-engine dengan peran ganda, baik tempur maupun siluman. Menurut laman Eurofighter, Typhoon dirancang awalnya sebagai pesawat tempur dan diproduksi oleh konsorsium Airbus, BAE Systems dan Leonardo, yang melakukan sebagian besar proyek melalui perusahaan induk bersama, Eurofighter Jagdflugzeug GmbH.
NATO awalnya merupakan pelanggan utama jenis ini. Pengembangan pesawat secara efektif dimulai pada tahun 1983 dengan program Future European Fighter Aircraft, sebuah kolaborasi multinasional antara Inggris, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol.
Typhoon memasuki layanan operasional pada tahun 2003 dan sekarang dalam pelayanan dengan angkatan udara Austria, Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Arab Saudi dan Oman. Kuwait dan Qatar juga telah memesan pesawat, sehingga total pengadaan menjadi 623 pesawat pada 2019.
Eurofighter Typhoon adalah pesawat yang sangat lincah, dirancang untuk menjadi dogfighter yang sangat efektif dalam pertempuran. Kemudian pesawat produksi semakin dilengkapi dengan lebih baik untuk melakukan misi serangan udara-ke-permukaan dan agar kompatibel dengan semakin banyak persenjataan dan peralatan yang berbeda, termasuk Storm Shadow dan rudal Brimstone.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyurati Menhan Austria Klaudia Tanner dalam upaya membeli 15 unit pesawat jet tempur Eurofighter Typhoon dalam rangka memoderasi pertahanan RI. Langkah Menhan merupakan bagian dari upaya memodernisasi pertahanan dalam negeri. Prabowo pun diketahui sudah melakukan kunjungan dinas ke lebih dari lima negara sebagai langkah dari modernisasi pertahanan tersebut