Selasa 21 Jul 2020 13:56 WIB

Wisata di Luar Kawasan TN Komodo Gratis di Era Normal Baru

Meski gratis, jumlah pengunjung yang masuk dibatasi.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggratiskan wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi di luar kawasan Taman Nasional (TN) Komodo (Foto: ilustrasi pemandangan di kawasan Taman Nasional Komodo)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggratiskan wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi di luar kawasan Taman Nasional (TN) Komodo (Foto: ilustrasi pemandangan di kawasan Taman Nasional Komodo)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menggratiskan wisatawan berkunjung ke sejumlah destinasi di luar kawasan Taman Nasional (TN) Komodo. Kebijakan dikeluarkan setelah diterapkannya adaptasi kebiasaan baru.

Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Agustinus Rinus, mengatakan bahwa bahwa penerapan kunjungan gratis ke sejumlah destinasi wisata di daerah itu hanya diterapkan saat fase pertama. Kemudian, dikhususkan bagi wisatawan lokal yang ada di NTT.

Baca Juga

"Pembukaan kawasan wisata gratis di luar kawasan TN Komodo itu sudah mulai diberlakukan pada 1 Juli lalu dan akan berakhir pada 31 Juli," kata Agustinus, Selasa (21/7).

Meski gratis, wisatawan yang masuk ke kawasan wisata di luar TN Komodo akan tetap dibatasi, yakni menjadi 50 persen. "Kita juga batasi pengunjungnya untuk setiap spot kawasan wisata di luar Taman Nasional Komodo. Ya seperti misalnya di goa batu cermin, kalau biasanya 50 orang yang masuk, kini dibatasi menjadi 25 orang saja," tutur dia.

Hal ini juga berlaku bagi kawasan wisata lainnya yang berada di luar kawasan wisata Taman Nasional Komodo. Selain pembatasan orang, pihaknya juga membatasi waktu berkunjung wisatawan di kawasan wisata di daerah itu.

"Ini bertujuan agar tak banyak wisatawan yang duduk berkumpul dan berlama-lama di kawasan wisata itu," tutur dia.

Ia menjelaskan bahwa walaupun digratiskan bukan berarti bahwa penerapan protokol kesehatan juga ditiadakan. Justru sebaliknya, kata dia, dengan penerapan protokol kesehatan di kawasan wisata akan ditingkatkan.

Wisatawan yang berkunjung ke daerah itu harus menggunakan masker dan tetap mencuci tangan. Selain itu juga jaga jarak juga perlu diterapkan dan tak boleh ada kerumunan.

"Penerapan protokol kesehatan ini tidak hanya berlaku untuk wisatawan saja, tetapi juga pelaku usaha," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement