Sunday, 22 Jumadil Awwal 1446 / 24 November 2024

Sunday, 22 Jumadil Awwal 1446 / 24 November 2024

"Penghapusan Palestina dari Peta Kuatkan Penjajahan Israel''

Selasa 21 Jul 2020 13:57 WIB

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda

Dr H M Hidayat Nur Wahid mengecam aksi Google dan Apple menghapus peta Palestina.

Dr H M Hidayat Nur Wahid mengecam aksi Google dan Apple menghapus peta Palestina.

Foto: MPR RI
Sangat wajar bila otoritas Palestina menolak kejahatan Google dan Apple

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google dan Apple menghapus dan atau tidak mencantumkan Palestina dalam penamaan negara di peta daring yang mereka buat. Justru yang ditampilkan adalah nama Israel, bahkan di kawasan-kawasan yang diakui PBB dan organisasi-organisasi internasional yang lain. Tentu saja keputusan Google dan Apple menuai polemik baru dalam kasus pendudukan atau aneksasi Israel.

"Kelakuan Google dan Apple dua raksasa dunia rujukan informasi daring ini, bisa jadi merupakan langkah terselubung Israel, beriringan dengan langkah-langkah brutal dan teror Israel yang terus melanjutkan pembangunan dan aneksasi dikawasan Tepi barat dan kawasan lain yang masih dibawah otoritas Palestina. Sekalipun dunia internasional mengecam dan menolaknya," ujar Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) dalam pesan singkatnya, Selasa (21/7).

Baca Juga

Maka, kata HNW, sangat wajar bila otoritas Palestina menolak kejahatan Google dan Apple tersebut. Jadi wajar bila merela mengadukannya ke Mahkamah Internasional maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Padahal Palestina diakui eksistensinya dalam sidang umum PBB, dengan nama dan simbol negaranya.

Sebanyak, 135 negara anggota SU PBB memutuskan status Palestina sebagai anggota pengamat di SU PBB. Demikian juga, menurut HNW, OKI, UNESCO, Mahkamah Internasional dan lembaga-lembaga internasional lainnya. Karenanya, seharusnya Pemerintah Indonesia yang tidak mengakui penjajahan Israel, dan mendukung kemerdekaan Palestina. Penting juga, lanjut HNW, segera membantu Palestina untuk mengkoreksi blundernya Google dan Apple dengan mengembalikan peta daring yang benar.

"Tentunya peta yang tetap menyebutkan nama negara Palestina," tambahnya.

Selanjutnya, menurut HNW, Indonesia sebagai anggota tak tetap Dewan Keamanan (DK) bisa mengajak negara-negara OKI, anggota SU PBB bisa memprakarsai langkah-langkah yang lebih efektif. Tentunya untuk mengembalikan nama Palestina sebagai negara berdaulat dan meyakinkan Google dan Apple untuk menyebutkan kembali nama Palestina. Agar keselahan yang sama tidak diulangi pada masa berikutnya.

"Itu juga sebagai langkah-langkah kongkret untuk secara bertahap menghadirkan perdamaian di kawasan, dan pengakuan penuh atas eksistensi Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat. Keberadaannya pasti terpatrikan pada peta dunia baik yang daring maupun nondaring," ungkapnya.

HNW menegaskan yang dilakukan oleh Google dan Apple jika tak segera dikoreksi, akan melanggengkan penjajahan Israel. Serta menjauhkan hadirnya negara Palestina yang merdeka. Maka ini bakal melanggengkan ketidak damaian dan terorisme di sana. "Suatu hal yang bertentangan dengan resolusi-resolusi PBB dan konvensi-konvensi internasional lainnya," tutup HNW.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler