REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kematian akibat virus corona tipe baru atau Covid-19 di Jepang telah melampaui 1.000 kasus pada Senin (21/7) waktu setempat. Angka itu tercatat sekitar lima bulan setelah kematian pertama negara itu dilaporkan pada 13 Februari.
Jumlah kumulatif, termasuk kematian dari kasus terkait kapal pesiar asing meningkat menjadi 1.002. Dilansir Japan Times, angka kematian baru tertinggi ada di Tokyo yakni 327, diikuti 102 di Hokkaido, 98 di Kanagawa, 86 di Osaka, 69 di Saitama, 46 di Chiba, dan 45 di Hyogo.
Jumlah harian kasus fatal meningkat pada beberapa hari di bulan April dan mencapai puncaknya pada Mei. Meskipun infeksi melonjak pada Juli, jumlah harian kasus fatal sejauh ini tetap di atau di bawah dua.
Namun, kematian setiap hari memuncak sekitar tiga pekan lebih lambat daripada puncak kasus infeksi pada awal hingga pertengahan April. Menurut kementerian kesehatan, penduduk berusia 80-an atau lebih tua menyumbang 556 dari 981 kasus fatal pada Rabu lalu. Sementara, mereka yang berusia 70-an berjumlah 268.
Dari kasus positif virus corona di usia 80-an atau lebih tua, sebanyak 28,8 persen meninggal. Bagian tersebut berada pada 14,2 persen untuk mereka yang berusia 70-an, 4,7 persen pada usia 60-an, 1,0 persen pada usia 50-an, dan 0,4 persen pada usia 40-an atau lebih muda.
Sementara itu, Pemerintah Metropolitan Tokyo melaporkan 168 kasus infeksi Covid-19 pada Senin (20/7). Hitungan harian di ibu kota Jepang berdiri di bawah 200 untuk hari kedua berturut-turut.
"Infeksi menyebar di berbagai kelompok umur," ujar Gubernur Tokyo Yuriko Koike. Dia memperingatkan warga lanjut usia untuk tetap waspada.
Prefektur Osaka melaporkan 49 kasus positif sehari setelah mengkonfirmasikan 89 kasus, angka tertinggi kedua untuk prefektur barat. Prefektur Kyoto mengkonfirmasi 27 kasus, rekor tertingginya.
Hingga Senin (21/7), negara mencatat 417 kasus infeksi baru. Hitungan harian nasional mencapai 400 untuk hari keenam berturut-turut.