Selasa 21 Jul 2020 18:17 WIB

Survei: Publik Prioritaskan Perekonomian Ketimbang Kesehatan

Jika perekonomian ingin pulih maka protokol kesehatan harus dipatuhi dan diawasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah massa yang tegabung dalam aliansi karyawan hiburan dan pengusaha hiburan Jakarta melakukan aksi di depan Balaikota, Jakarta, Selasa (21/7). Dalam aksinya mereka menuntut pemprov DKI Jakarta segera membuka tempat hiburan, Alasanya karyawan tempat hibuan mengalami krisis ekonomi karena tidak bekerja selama pandemi Covid-19.Prayogi/Republika.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah massa yang tegabung dalam aliansi karyawan hiburan dan pengusaha hiburan Jakarta melakukan aksi di depan Balaikota, Jakarta, Selasa (21/7). Dalam aksinya mereka menuntut pemprov DKI Jakarta segera membuka tempat hiburan, Alasanya karyawan tempat hibuan mengalami krisis ekonomi karena tidak bekerja selama pandemi Covid-19.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait perubahan opini publik terhadap Covid-19. Sebanyak 47,9 persen responden lebih memprioritaskan persoalan perekonomian ketimbang respoden yang memprioritaskan kesehatan yang hanya 45 persen. 

Hasil tersebut justru berbeda dengan hasil survei yang dilakukan pada Mei 2020 lalu. Kala itu, responden yang meminta agar persoalan kesehatan diprioritaskan lebih banyak ketimbang masalah perekonomian. 

Baca Juga

"Misalnya di bulan Mei yang meminta agar masalah kesehatan diprioritaskan 60,7 persen. di bulan Juli, tinggal 45 persen. Jadi ada perbedaan sangat tajam selama dua bulan terakhir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Selasa (21/7).

Dari sisi pendapatan rumah tangga, responden juga mengaku mengalami penurunan pendapatan. Pada survei Mei lalu, sebanyak 86,1 persen responden mengatakan bahwa pendapatan mereka mengalami penurunan.