REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rusia berupaya mencampuri referendum Skotlandia tahun 2014 lalu, serta dikhawatirkan akan melakukan intervensi terhadap referendum Brexit. Hal tersebut terungkap dalam sebuah laporan komite intelijen dan keamanan parlemen Inggris yang dibocorkan pada Selasa (21/7).
"Terdapat penjelasan sumber terbuka kredibel yang menyebut bahwa Rusia melakukan kampanye berpengaruh dalam kaitannya dengan referendum kemerdekaan Skotlandia pada 2014," bunyi kalimat yang dikutip dari laporan yang selesai pada Maret 2019 itu.
Laporan tersebut dibocorkan oleh situs internet Guido Fawkes menjelang tanggal penerbitan resminya. Dalam pembahasan referendum pemisahan Inggris dari Uni Eropa, laporan itu disensor dengan porsi yang cukup banyak.
"Untuk merespons permintaan kami mengenai bukti tertulis pada penyelidikan awal, MI5 awalnya hanya memberikan enam baris tulisan. Tulisan itu menyatakan bahwa ***, sebelum merujuk pada kajian akademik," demikian kalimat yang disensor dari laporan tersebut.
"Walaupun begitu, menjadi pandangan komite bahwa badan-badan intelijen Inggris harus melakukan kajian yang sejalan mengenai kemungkinan campur tangan Rusia dalam referendum di Uni Eropa, juga bahwa rangkuman yang tak rahasia akan diterbitkan," tulis komite dalam laporan itu.
Menanggapi laporan yang bocor tersebut, Pemerintah Rusia menyatakan pihaknya tidak pernah mencampuri proses pemilihan negara lain.
Sebelumnya, Rusia juga telah berulang kali membantah tuduhan ikut campur dalam urusan negara-negara Barat, khususnya Inggris dan AS, yang mempunyai sentimen anti-Rusia.