Selasa 21 Jul 2020 23:10 WIB

Transmisi Covid-19 pada Anak Belasan Tahun Lebih Tinggi

Anak usia 10 sampai 19 tahun berisiko lebih tinggi kena Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Taman di Seoul, Korea Selatan, Kamis (11/6). Di tengah rencana pembukaan kembali sekolah, data tentang potensi penularan Covid-19 pada siswa sangat diperlukan.
Foto: AP / Ahn Young-joon
Taman di Seoul, Korea Selatan, Kamis (11/6). Di tengah rencana pembukaan kembali sekolah, data tentang potensi penularan Covid-19 pada siswa sangat diperlukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru dari Korea Selatan (Korsel) menemukan bahwa anak-anak sekolah dengan usia yang lebih tua prevalensinya untuk tertular Covid-19 lebih tinggi daripada mereka yang berusia di bawah sembilan tahun. Di tengah rencana pembukaan kembali sekolah, data mengenai potensi penularan lebih lanjut sangat diperlukan.

Dilansir Fox News, selama ini terdapat kesenjangan dalam data dan pemahaman mengenai bagaimana pembukaan kembali sekolah dapat berkontribusi dalam penyebaran Covid-19 di masyarakat dan udara serta efektivitas berbagai strategi mitigasi. Penulis penelitian mengatakan, penyelidikan skala besar mewakili sebagian besar pasien infeksi virus corona jenis baru pada awal wabah di Korsel.

Baca Juga

"Penelitian menunjukkan bahwa transmisi SARS-CoV-2 sangat tinggi jika pasien indeks (yakni kasus yang pertama kali didokumentasikan dalam sebuah kluster) berusia 10 hingga 19 tahun,” ujar pernyataan tim peneliti Korsel.

Tim peneliti memantau kondisi dari hampir 65 ribu pasien selama sekitar 10 hari setelah Covid-19 terdeteksi. Dari sana ditemukan bahwa total 11,8 persen kontak dari pasien indeks. Sementara, pasien berusia antara 10 dan 19 tahun, hampir 19 persen kontak dengan yang memiliki infeksi.

“Investigasi skala besar menunjukkan bahwa pola penularannya mirip dengan virus pernapasan lainnya. Meski tingkat deteksi untuk kontak anak-anak usia prasekolah lebih rendah, anak-anak muda dapat menunjukkan tingkat serangan yang lebih tinggi ketika penutupan sekolah berakhir, berkontribusi pada transmisi Covid-19,” jelas tim peneliti.

Studi terbaru ini muncul setelah panel ahli nasional yang berpengaruh di Korsel berpendapat sekolah harus memprioritaskan pembukaan kembali pada musim gugur untuk anak-anak di SD dan penyandang cacat. Para pejabat dari Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional mengatakan bahwa kelompok usia ini tidak mampu juga belajar jarak jauh seperti anak-anak yang lebih tua, dan memperingatkan konsekuensi akademis jangka panjang jika pembelajaran langsung tetap ditutup pada musim gugur ini.

Belum lama ini, sebuah organisasi yang mewakili ribuan dokter anak di Florida, Amerika Serikat (AS) menulis surat kepada Gubernur Ron DeSantis pada pekan lalu. Ada permintaan untuk mempertimbangkan kembali membuka kembali sekolah pada Agustus di tengah lonjakan kasus Covid-19 terbaru.

Paul Robinson, presiden dewan eksekutif Akademi Pediatrik Amerika cabang Florida (FCAAP), mengatakan bahwa tingkat infeksi virus di Florida sangat tinggi, dengan rata-rata 14,2 persen selama dua pekan terakhir. Ia mengatakan, sebagian besar ahli kesehatan merekomendasikan anak-anak untuk dijauhkan dari sekolah hingga angka kasus menurun antara tiga dan lima persen selama dua pekan.

FCAAP, yang mewakili 2.600 dokter anak meyakini setiap sekolah harus memutuskan kapan dan bagaimana pembukaan kembali untuk belajar secara langsung dilakukan. Beberapa orang tua dan guru berharap saran dari akademi tersebut akan membalikkan keputusan untuk membuka kembali sekolah.

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019 dan sejak itu terus menyebar ke banyak negara di dunia. Berdasarkan data Worldometers, hingga Selasa (21/7) tercatat ada 14.852.700 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan jumlah kematian mencapai 613.213. Sementara, total yang sembuh dari penyakit infeksi virus ini adalah 8.906.690 orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement