Selasa 21 Jul 2020 23:58 WIB

Ekspor Durian Beku Sumut ke China dan Malaysia Meningkat

Ekspor durian beku mencapai 412 ton dalam semester I 2020.

Durian (ilustrasi).
Foto: Kalai/wikimedia
Durian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ekspor durian dalam bentuk beku/pasta dari Sumatra Utara ke China dan Malaysia meningkat. Jumlahnya sudah mencapai 412 ton dalam semester I 2020.

"Ekspor durian Sumut ke dua negara itu pada semester I 2020 naik signifikan dari dibanding total ekspor selama 2019 sebanyak 392 ton," ujar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Hasrul di Medan, Selasa (21/7).

Menurut Hasrul, durian Sumut yang di ekspor itu dalam bentuk beku (pasta), dikemas dalam plastik yang kedap udara dan disimpan dengan suhu 15 hingga 20 derajat celcius untuk menjaga kualitas durian tetap baik dan aman dikonsumsi.

Ekspor komoditas asal sub sektor hortikultura yang diolah sehingga memiliki nilai tambah itu telah melalui serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan sehat, aman dan sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan.

"Ekspor durian mengantongi sertifikasi dokumen karantina berupa phytosanitary certificate, yang merupakan jaminan kesehatan bahwa durian yang diekspor tersebut dalam kondisi sehat, bebas dari hama penyakit serta aman untuk dikonsumsi," ujar Hasrul.

Durian di Sumut berasal dari Kabupaten Dairi, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Langkat. Tanaman durian terus dikembangkan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian yang berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, mengapresiasi pertumbuhan ekspor durian dari Sumut.

"Banyak komoditas pertanian asal Sumut yang menjadi unggulan ekspor, " katanya.

Pemerintah, ujar Ali Jamil, meningkatkan sinergitas dengan semua terkait termasuk pengusaha untuk mengejar target peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian sesuai dengan program Gratieks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement