Rabu 22 Jul 2020 06:30 WIB

Delapan Warga Bekasi yang Reaktif Tunggu Hasil Swab

Delapan warga ini hasil tes cepat secara acak yang dilakukan saat CFD di Bekasi.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah warga memadati area Car Free Day (CFD) Bekasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (12/7). CFD tersebut digelar dengan menerapkan protokol kesehatan  seperti pengecekan suhu tubuh, penyemprotan pembersih tangan, penyemprotan disinfektan dan bagi anak dibawah umur lima tahun dilarang masuk ke area CFD. Namun aktifitas jarak fisik masih sulit diterapkan pada gelaran tersebut akibat pergerakan warga yang masif.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah warga memadati area Car Free Day (CFD) Bekasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (12/7). CFD tersebut digelar dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pengecekan suhu tubuh, penyemprotan pembersih tangan, penyemprotan disinfektan dan bagi anak dibawah umur lima tahun dilarang masuk ke area CFD. Namun aktifitas jarak fisik masih sulit diterapkan pada gelaran tersebut akibat pergerakan warga yang masif.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Dalam rapid test acak yang digelar oleh pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi saat kegiatan Car Free Day (CFD), pada Ahad (19/7), ditemukan delapan warga yang reaktif. Saat ini, pihak Dinas Kesehatan masih menunggu hasil lab dari tes swab.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan 8 orang yang reaktif itu diambil dari 118 spesimen. Mereka sudah diberikan edukasi tentang apa saja yang harus dilakukan sebelum hasil tes swabnya keluar. Salah satunya adalah harus melakukan isolasi.

“Ada delapan (yang reaktif). Langsung ditindaklanjuti dengan swab. Tapi perlu dipahami walaupun rapidnya reaktif tapi hasil lab (swab) belum tentu. Yang menentukan itu swab. Nah hasil dari tesnya kita cek satu per satu,” jelas Dezy di Bekasi kepada wartawan, Selasa (21/7).

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan belum berencana untuk menghentikan CFD. Menurutnya, kegiatan seperti CFD bergantung pada kepatuhan masyarakat dalam memenuhi protokol.

“Tetap dilanjutkan, kalau kita mau melakukan sesuatu yang tadi katanya dievaluasi itu kekurangannya dan kita harus lebih tinggi lagi penjagaan,” ujar dia.

Menurutnya, apabila dalam melakukan kegiatan ada kekurangan maka yang dilakukan adalah evaluasi bukan menghentikan kegiatannya. Adapun, sejauh ini jumlah kumulatif kasus pasien Covid-19 di Bekasi per Selasa, 21 Juli 2020 ada 491 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement