Rabu 22 Jul 2020 10:50 WIB

Len dan BPPT Uji Kereta Full Driverless Pertama di Indonesia

Sistem automatic train operation bisa diterapkan di semua lintasan kereta api.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Skytrain melintas di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Skytrain melintas di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Len Industri (Persero) melakukan uji coba sistem driverless pada Skytrain atau APMS (Automatic People Mover System) Bandara Soekarno Hatta, Senin (21/7). Uji coba ini dilakukan dalam rangka kegiatan akhir audit teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) oleh BPPT, di Tangerang, Banten.

Uji coba tersebut dilakukan Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi bersama Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero) Linus Andor M Sijabat. Sistem CBTC memungkinkan APMS Kalayang tersebut akan menjadi moda transportasi kereta full driverless (tanpa masinis) pertama di Indonesia yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara.

Baca Juga

Eniya meninjau ruang OCC (Operation Control Center) untuk memantau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS Kalayang yang sedang menjalankan empat train set kalayang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus dan melihat peralatan trackside CBTC di ER (Equipment Room).

"Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di kalayang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik," ujar Eniya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (22/7).

Eniya menyebut ada beberapa prosedur yang perlu diperbaiki sebelumnya dan sudah ditangani dengan baik sehingga sudah selesai semua sehingga bisa mengeluarkan rekomendasi teknis dari BPPT. Eniya berharap sistem ATO (Automatic Train Operation) dan ATP (Automatic Train Protection) Len bisa diterapkan di semua lintasan perkeretaapian. Ia juga berharap Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa ditangani tenaga lokal di Indonesia.

Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero) Linus Andor M Sijabat mengatakan setelah audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.

"APMS Kalayang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara," kata Linus.

Beroperasi sejak September 2017 (belum driverless), APMS Kalayang digunakan oleh rata-rata 20 ribu sampai 25 ribu penumpang per hari di empat terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kini, pengoperasian dan pemeliharaan APMS Kalayang dilakukan oleh PT Len Industri.

PT Angkasa Pura II dalam membangun moda ini mempercayakan PT Len Industri untuk membangun seluruh fasilitas operasinya seperti sistem persinyalan CBTC (ATP, ATO, CBI, dan ATS), Sistem OCC (ruang kendali), sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan (Power Substation, Power Rail 750 VDC), memasok sarana keretanya, dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, dan fasilitas operasi.

Linus menyampaikan sistem persinyalan merupakan salah satu faktor penting dalam pengoperasian kereta. Sistem ini sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna kereta, meskipun tidak terlihat oleh penumpang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement