Rabu 22 Jul 2020 14:24 WIB

Perkara Terdekat dan Terjauh dari Manusia Menurut Ghazali

Imam Al-Ghazali menyebutkan perkara yang dekat dan perkara jauh.

Imam Al-Ghazali menyebutkan perkara yang dekat dan perkara jauh. Ilustrasi Ghazali.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imam Al-Ghazali menyebutkan perkara yang dekat dan perkara jauh. Ilustrasi Ghazali.

REPUBLIKA.CO.ID, Imam Al-Ghazali (wafat 1111 M ) tak hanya dikenal sebagai pakar filsafat tetapi juga ahli di bidang olah spiritual dan tasawuf. Hal ini kerap dijadikan para muridnya untuk meminta petuah. 

Dalam dunia Islam, dia dikenal kerap memberi petuah lewat pertanyaan. Ia sangat mumpuni dalam bidang syariah (fiqih, kalam, filsafat, dan tasawuf). Karya-karyanya begitu banyak dijadikan rujukan dan memberi inspirasi bagi generasi berikutnya. 

Baca Juga

Dalam kitab Khuluq al-Muslim, Imam al-Ghazali bertanya kepada murid-muridnya akan enam hal biasa, tapi kemudian dijawab dengan luar biasa sebagai sebuah petuah. 

Dalam kesempatan ini akan dibahas hanya dua yaitu: "Apakah yang paling dekat dengan diri kita?" Murid-muridnya menjawab: "Orang tua, guru, teman dan kerabat." Sang Imam menghargai jawaban itu meski tidak sesuai harapan. Lalu beliau berkata: "Yang paling dekat adalah kematian." Sebab, hal-hal berikut: 

Setiap yang bernyawa pasti mati 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ 

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.”(QS Ali Imran [3]:185) 

Sudah pasti dan tak bisa dipercepat atau diperlambat

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

 Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS Yunus [10]: 49)

Tak bisa dihindari  

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ

”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS An-Nisaa[4]: 78)

Kedua, "Apakah yang paling jauh dari diri kita?" Murid-muridnya menjawab: "Negeri Cina, Bulan, Matahari, dan Bintang." Sang Imam berkata: "Yang paling jauh adalah waktu yang telah berlalu." Waktu tak pernah berhenti hingga akhir masa (kiamat). Jika berlalu, tak pernah kembali. Semenit yang berlalu, lebih jauh dari seribu tahun yang akan datang. Dalam Alquran sedikitnya ada 224 kali dijelaskan tentang waktu, termasuk Allah bersumpah atasnya.

 

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement