Rabu 22 Jul 2020 15:51 WIB

Antibodi Virus Corona Hanya Bertahan Beberapa Bulan

Meskipun demikian, antibodi punya memori untuk melawan virus corona.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Peneliti mengatakan, antibodi virus corona akan sirna dalam beberapa bulan.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Peneliti mengatakan, antibodi virus corona akan sirna dalam beberapa bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Penelitian baru menunjukkan bahwa antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona mungkin hanya bertahan beberapa bulan pada orang dengan penyakit ringan. Namun, itu tidak berarti perlindungan juga hilang atau bahwa tidak mungkin untuk mengembangkan vaksin yang efektif.

"Infeksi virus corona ini tidak serta merta menghasilkan kekebalan seumur hidup," kata Dr Buddy Creech, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University dilansir AP, Rabu (22/7).

Baca Juga

Creech menjelaskan, sistem kekebalan bisa mengingat bagaimana membuat antibodi segar jika diperlukan. Bagian lain dari antibodi juga dapat meningkatkan serangan.

Antibodi adalah protein yang dibuat sel darah putih yang disebut sel B untuk mengikat virus dan membantu menghilangkannya. Pada tahap paling awal infeksi, antibodi akan bekerja cukup kasar, tetapi seiring infeksi berlanjut, sistem kekebalan menjadi terlatih untuk memfokuskan serangannya dan membuat antibodi yang lebih tepat.

Tim Otto Yang dari University of California, Los Angeles, mengukur antibodi yang lebih tepat ini pada 30 pasien yang didiagnosis dengan Covid-19 dan empat teman serumah yang diduga menderita penyakit ini. Usia rata-rata mereka adalah 43 tahun dan sebagian besar memiliki gejala ringan.

Para peneliti menemukan bahwa antibodi memiliki waktu paruh 73 hari, yang berarti setengah dari mereka akan hilang setelah waktu yang lama. Ini sesuai dengan laporan sebelumnya dari China yang juga menunjukkan antibodi cepat memudar.

Hasilnya menyerukan kehati-hatian tentang 'paspor kekebalan, kekebalan kawanan, dan mungkin daya tahan vaksin,' tulis para penulis ini dalam studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, Selasa (21/7).

Creech yang bukan bagian dari tim peneliti sepakat dengan hal itu. Tetapi, menurutnya, bagian lain dari sistem kekebalan tubuh juga membantu memberi perlindungan. Selain mengeluarkan antibodi, sel B mengembangkan memori sehingga mereka tahu bagaimana melakukannya lagi jika diperlukan.

"Mereka akan dipanggil untuk bertindak dengan sangat cepat ketika ada paparan baru terhadap virus. Seolah-olah mereka terbengkalai, hanya menunggu," kata Creech.

Menurut Creech, sel darah putih lainnya yang disebut sel T juga lebih mampu menyerang virus pada saat mereka melihatnya. Menurut ahli imunologi di University of Virginia, Alison Criss, meskipun antibodi yang bersirkulasi mungkin tidak bertahan lama, yang perlu kita ketahui adalah apakah dan bagaimana orang membuat kembali antibodi jika terinfeksi dengan virus corona lagi dan jika mereka melindungi terhadap infeksi lain.

"Kita juga perlu tahu apakah ada respons sel T pelindung yang muncul kembali," kata Criss.

Menurut Criss, vaksin, yang memicu sistem kekebalan untuk membuat antibodi, mungkin memberikan perlindungan yang lebih tahan lama daripada infeksi alami karena mereka menggunakan versi murni dari apa yang merangsang respons itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement