REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI masih menunggu kepastian porsi pembiayaan Piala Dunia U-20, 2021 mendatang. Sebab, komunikasi antara FIFA, PSSI, dan panitia terkait hal ini masih berlangsung.
Menpora sekaligus Ketua Penyelenggara Piala Dunia U-20 (INAFOC) Zainudin Amali menegaskan, pembahasan bagian-bagian yang harus dibayar masing-masing pihak belum rampung. Ia berasumsi, sejauh ini biaya pelaksanaan piala dunia dibebankan kepada tuan rumah.
“Kami harus menunggu bagian apa yang akan dibiayai kami dan mereka (FIFA). Kalau ditanya proporsi, kami belum tahu. Kami berasumsi dulu tuan rumah yang membiayai semuanya,” kata Zainudin kepada wartawan, Rabu (22/7).
Zainudin juga masih menanti Keputusan Presiden (Keppres) dan Instruksi Presiden (Inpres) yang spesifik soal pembiayaan Piala Dunia U-20. Rencananya, pekan ini sikap Joko Widodo sudah dapat disampaikan kepada seluruh pihak.
“Kami matangkan dulu koordinasi dengan FIFA agar yang diinginkan presiden (Joko Widodo) sesuai dengan kemauan FIFA. Prinsipnya FIFA sudah setuju, tapi tentu komunikasi mereka harus melalui federasi, dalam hal ini PSSI,” ucapnya.
Sejauh ini, Kemenpora belum menetapkan anggaran pasti penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Namun anggota Komisi X DPR-RI sekaligus Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yoyok Sukawi sempat menyebut pemerintah Indonesia menyiapkan anggaran sebesar Rp 500 miliar untuk hajatan empat tahunan tersebut.
Uang sebesar Rp 400 miliar disebut akan dipakai untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20, sedangkan sisa Rp 100 miliar akan dipakai timnas Indonesia dalam menjalankan pemusatan latihan nasional.