REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik tim gabungan Polda Metro Jaya menduga editor Metro TV, Yodi Prabowo dibunuh sekitar Rabu (8/7) tengah malam. Artinya, ia diduga dibunuh dua hari sebelum jasadnya ditemukan pada Jumat (10/7).
"Diperkirakan kejadian itu sekitar pukul 12.00 WIB malam (8/7) sampai dengan pukul 02.00 WIB dini hari (9/7)," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (22/7).
Dugaan itu dikuatkan dari keterangan salah satu saksi, yakni warga yang menemukan sepeda motor Yodi tak jauh dari lokasi penemuan jasadnya. "Karena berdasarkan keterangan saksi yang memindahkan sepeda motor yang dia temukan dipinggir jalan dekat TKP (Tempat Kejadian Perkara) tersebut sekitar pukul 02.00 pagi," sambungnya.
Pihak kepolisian juga sedang memeriksa hasil rekaman kamera CCTV yang terpasang tidak jauh dari lokasi kejadian. Rekaman CCTV tersebut kini dalam pemeriksaan oleh Laboratorium Forensik Polri.
"Jadi memang ada kondisi dalam keadaan gelap, dua CCTV masih pengecekan dan kondisinya masih sangat sulit. Ini masih dicoba sama tim Labfor untuk membuka kembali apakah bisa terbaca atau tidak," katanya.
Diketahui, editor Metro TV Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir Tol JORRR di Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat (10/7) setelah dinyatakan hilang oleh keluarganya sejak Selasa (7/7). Pihak Kepolisian juga mengungkapkan hasil autopsi terhadap korban menyebut luka tusukan benda tajam di bagian leher sebagai penyebab utama kematian Yodi.
Polisi menduga Yodi sudah tewas sekitar dua hingga tiga hari sebelum jasadnya kemudian ditemukan oleh warga dan dilaporkan kepada polisi. Ada Satu barang bukti pisau yang ditemukan di TKP.
Saat itu, menurut keterangan saksi yang menemukan awal, kondisi korban tertelungkup, di bawahnya itu ada pisau. Pisau ini sudah dilakukan pemeriksaan untuk pengecekan DNA dan sidik jari.