Rabu 22 Jul 2020 21:40 WIB

Lahan Depo MRT Ancol Barat Sebagai Syarat Pinjaman JICA

MRT Jakarta saat ini sedang mengerjakan proyek fase II-A.

Red: Nidia Zuraya
Dirut PT MRT Jakarta - William Syahbandar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dirut PT MRT Jakarta - William Syahbandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan pengusulan lahan untuk keperluan depo kereta MRT fase II di Ancol Barat sebagai syarat memudahkan pinjaman Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA). William mengatakan MRT Jakarta saat ini sedang mengerjakan proyek fase II-A jurusan Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota senilai Rp 22,5 triliun yang dananya berasal dari talangan JICA.

"Saya melihat dari perspektif korporasi karena bantuan Jepang ini harus dieksekusi, karena kalau tidak punya lahan depo kita akan berhadapan dengan situasi yang sulit," kata William saat rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama PT Bank DKI, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (JAA), Rabu (22/7).

Baca Juga

William menjelaskan alasannya memilih lahan di Ancol Barat yang saat ini sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dikuasai PT Asahimas Flat Glass, karena secara teknis dan kajian dari para ahli, lokasi Ancol Barat lebih efisien dari sisi pembiayaan maupun dari sisi lingkungan.

"Ancol Barat luas, ada lahan Asahimas yang akan ditinggalkan karena bukan kawasan industri lagi. Kemudian luas efektifnya bisa dipakai semua," ujar William.