Kamis 23 Jul 2020 02:23 WIB

Pemusnahan Anjing Liar di Pakistan Picu Protes Aktivis

Aktivis protes pemusnahan anjing liar di Pakistan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Pemusnahan Anjing Liar di Pakistan Picu Protes Aktivis . Foto ilustrasi: Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera
Foto: Fatiha Hansa Aulia
Pemusnahan Anjing Liar di Pakistan Picu Protes Aktivis . Foto ilustrasi: Anjing, salah satu hewan peliharaan penular rabies, selain kucing dan kera

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pemusnahan anjing yang sering terjadi di Pakistan telah membuat marah para aktivis hak-hak binatang. Kepala Proyek Rabies Free Pakistan (RFP), Naseem Salahuddin, menuturkan, berbulan-bulan pihaknya bekerja bersama tim untuk memvaksinasi dan mensterilkan anjing-anjing liar di Karachi, Provinsi Sindh.

Namun, pada akhirnya anjing-anjing tersebut malah dibuang. "Anda bekerja dari fajar hingga senja, mengerahkan upaya terbaik Anda, menghabiskan waktu dan sumber daya, dan mereka membunuh anjing tanpa alasan, itu seperti ditusuk dari belakang," kata Salahuddin dilansir dari Arab News, Rabu (22/7).

Baca Juga

Pejabat Provinsi Sindh menilai pemusnahan anjing itu diperlukan karena menimbulkan ancaman bagi penduduk, hingga 5.000 orang meninggal akibat rabies setiap tahun. Otoritas di Karachi telah memusnahkan sedikitnya 50 anjing dan ini bukan pertama kalinya terjadi.

Otoritas berwenang memperkirakan, operasi yang digelar di seluruh kota telah memusnahkan ribuan anjing dengan menembak atau menggunakan tablet racun yang disembunyikan dalam makanan.

Pejabat setempat menyebutkan, hal itu merupakan bagian dari langkah-langkah anti-rabies di Karachi, terutama karena vaksin penyakit rabies ini sebagian besar diimpor dari India dan rumah sakit di Karachi selalu kekurangan pasokan vaksin.

Rabies adalah penyakit yang diabaikan di Pakistan, dengan sedikit data yang tersedia, meski kasus gigitan anjing meningkat. Sekitar 150 pasien datang ke rumah sakit Karachi setiap hari dengan gigitan anjing.

Rumah Sakit Indus merawat lebih dari 7.000 kasus gigitan anjing tahun lalu dan mengatakan telah menangani 4.000 kasus tahun ini. Dr Seemin Jamali, direktur eksekutif Rumah Sakit Jinnah, fasilitas kesehatan terbesar di Sindh, mengatakan rumah sakit itu merawat 6.000 pasien karena gigitan anjing antara Januari hingga Juli.

Hewan jalanan, terutama anjing, sering menjadi bagian dari lanskap perkotaan di negara-negara berkembang seperti Pakistan. Di Karachi, sebuah kota berpenduduk lebih dari 15 juta, merupakan hal yang biasa anjing bersembunyi di taman umum, menjaga sudut jalan dan melolong di lingkungan pada malam hari. Sejumlah warga bahkan harus membawa tongkat untuk menakuti anjing, dan pengendara sepeda menyimpan batu di saku mereka untuk dilemparkan ke anjing.

Sementara itu, pendukung kesejahteraan hewan mengatakan Pakistan tidak pernah memprioritaskan untuk mendorong kebijakan pengendalian hewan yang bertanggung jawab, termasuk langkah mensterilkan, yang akan membantu menghindari masalah saat ini.

"Membunuh anjing tidak hanya tidak manusiawi tetapi juga tidak efektif," kata Aftab Gauhar, seorang manajer proyek di RFP, sebuah proyek Rumah Sakit Indus Karachi yang beroperasi di seluruh kota dan telah memvaksinasi hampir 24.000 anjing dan mensterilkan dan membasmi lebih dari 3.500 sejak 2018.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement