REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar menyatakan realisasi investasi kuartal II-2020 di provinsi tersebut mencapai Rp 10,3 triliun di tengah kondisi pandemi COVID-19. Bahkan pencapaian ini yang tertinggi di wilayah Sumatra.
“Alhamdulillah, dengan capaian tersebut maka realisasi investasi Provinsi Riau tertinggi se-Sumatera dan terbaik kelima nasional,” kata Syamsuar dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Rabu (22/7).
Gubernur Riau mengutarakan harapannya agar capaian realisasi investasi tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Riau dimasa pandemi COVID-19. Ia menjelaskan, realisasi investasi terbaik pertama nasional adalah DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan urutan kelima Provinsi Riau.
"Artinya realisasi investasi kita kuartal II masih tinggi di nasional. Kalau di Sumatera kita nomor satu realisasi investasinya," ujarnya. Dengan realisasi investasi Riau tinggi, Syamsuar berharap pertumbuhan ekonomi di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu masih akan tumbuh positif ke depannya.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Riau pada kuartal II-2020 mencapai Rp 10,3 triliun dan merupakan peringkat teratas untuk regional Sumatera dan peringkat lima Nasional.
Bila dibandingkan kuartal II-2019 dengan total investasi Rp9,97 triliun, maka telah terjadi peningkatan sebanyak Rp330 miliar atau sekitar tiga persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Sementara jumlah total investasi kuartal I dan kuartal II tahun 2020 di Riau senilai Rp 23,05 triliun. Jika dibandingkan dengan total realisasi investasi kuartalI dan II tahun 2019 yang mencapai Rp 19,60 triliun, maka telah terjadi peningkatan realisasi investasi sekitar Rp 3,45 triliun atau tumbuh 17, 60 persen.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Litbang Riau, Emri Juli Harnis, menambahkan diprediksi pertumbuhan ekonomi akan mulai meningkat pada kuartal III-2020 karena beberapa sebab.
“Ini sejalan dengan adanya relaksasi pembatasan sosial berskala besar atau PSBB sejak pertengahan Juni 2020 dan stimulus kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan ekonomi Riau mengalami perlambatan yakni kontraksi pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kuartal I-2020 sebesar 2,24 persen karena imbas pandemi.
Hal itu karena dampak aktivitas masyarakat yang terbatas akibat wabah COVID-19 dan pemberlakukan PSBB, serta karena pembentukan modal tetap turun cukup signifikan dari negara Singapura dan Malaysia yang selama ini merupakan penyumbang cukup besar pada investasi di Riau.