REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Petugas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat 3.104 kasus tindak pelanggaran (tilang) elektronik selama dua hari sosialisasi pemasangan 45 kamera tersembunyi pada Senin-Selasa (20-21 Juli).
"Penindakan tilang selama 20-21 Juli di wilayah hukum Polda Metro Jaya sebanyak 3.104 kasus," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Sambodo Purnomo Yogo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/7).
Sambodo menuturkan penindakan terhadap pengendara yang melanggar dilakukan secara "hunting" terhadap 15 pelanggaran lalu lintas. Sambodo menuturkan pelaksanaan tilang elektronik dilakukan sosialisasi pada tahap dua pemasangan 45 kamera tersembunyi yang baru terpasang.
Pelaksanaan sosialisasi tilang elektroni selama Operasi Patuh Jaya sejak 3 Juli hingga 5 Agustus 2020. Sambodo menegaskan petugas akan memberlakukan penegakkan hukum tilang elektronik kamera baru pada 6 Agustus 2020.
Sebelumnya, petugas telah memasang dua kamera pemantau untuk mengawasi pengendara yang melanggar di sekitar Patung Kuda dan perempatan Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat sejak November 2018.
Selanjutnya, Polda Metro Jaya menambah 12 kamera tersembunyi guna memantau pelanggaran yang dilakukan pengendara di sepanjang Jalan Bundaran Senayan-Jalan MH Thamrin sejak 1 Juli 2019.
Kamera tersebut mendeteksi pengendara yang melanggar penggunaan sabuk pengaman, penggunaan telepon seluler, batas kecepatan, dan plat nomor ganjil-genap.
Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun membantu Polda Metro Jaya menambah pengadaan 45 kamera untuk bukti pelanggaran (tilang) elektronik.
Saat ini, petugas mensosialisasikan keberadaan kamera tambahan lalu tahap penegakkan hukum terhadap pengendara yang terekam melanggar aturan lalu lintas.
Penambahan kamera tilang elektronik itu meliputi wilayah:
A. Jalur Kota Tua-Gajah Mada-MH Thamrin-Sudirman-Blok M-Senayan.
Titik penempatan kamera sebanyak 18 kamera meliputi:
1. Simpang Kota Tua: 1 kamera.
2. Simpang Ketapang: 2 kamera.
3. Simpang Harmoni (depan Bank BTN): 4 kamera.
4. Simpang Istana Negara: 1 kamera.
5. Simpang Kebon Sirih: 2 kamera.
6. Simpang Bundaran HI: 1 kamera.
7. Simpang Bundaran Senayan (dari arah Blok M): 1 kamera.
8. Simpang CSW: 4 kamera.
9. Depan Plasa Senayan 2 Arah: 2 kamera.
B. Jalur Grogol–Pancoran.
Titik penempatan kamera terdapat 8 Titik meliputi:
1. Simpang Pancoran: 2 kamera.
2. Simpang Slipi S. Parman ke Gatsu: 1 kamera.
3. Simpang Tomang: 1 kamera.
4. Simpang Grogol arah Daan Mogot ke Kyai Tapa: 1 kamera.
5. Depan Hotel Fourseasons: 1 kamera.
6. Depan DPR-MPR Pintu utama: 1 kamera.
7. Depan All Fresh Pancoran: 1 kamera.
C. Jalur Halim-Cempaka Putih.
Titik penempatan kamera sebanyak 8 buah, meliputi;
1. Simpang Halim Lama: 1 kamera.
2. Simpang Rawa Mangun: 1 kamera.
3. Simpang Pramuka: 2 kamera.
4. Simpang Cempaka Putih: 2 kamera.
D. Rasuna Raid - Gunung Sahari dan Prof Dr. Satrio
Titik penempatan kamera sebanyak 11 tempat, meliputi:
1. Depan Halte Timah (dua arah): 2 Kamera.
2. Depan Halte Setia Budi (dua arah): 2 kamera.
3. Simpang HOS Cokroaminoto Imam Bonjol: 2 kamera.
4. Simpang Tugu Tani dari arah Senen: 1 kamera.
5. Depan Puskurbuk Kemendikbud: 2 kamera.
6. Depan BNI 46 Gunung Sahari: 2 kamera.