Rabu 22 Jul 2020 23:41 WIB

Bahlil Mengaku akan Kejar Investor untuk Realisasi Investasi

Strategi agar investor tak lari adalah berkomunikasi terkait hambatan investasi

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku akan terus mengejar investor untuk segera merealisasikan investasinya. Hal ini agar tidak hanya sekadar menyampaikan komitmen investasi mereka.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku akan terus mengejar investor untuk segera merealisasikan investasinya. Hal ini agar tidak hanya sekadar menyampaikan komitmen investasi mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku akan terus mengejar investor untuk segera merealisasikan investasinya. Hal ini agar tidak hanya sekadar menyampaikan komitmen investasi mereka.

Dalam paparan realisasi investasi secara daring di Jakarta, Rabu, Bahlil mengatakan BKPM akan fokus membantu investor mengurus perizinan asalkan mereka benar-benar serius menanamkan modal di Indonesia."Teman investor yang bawa modal, bawa teknologi, izinnya kita bantu. Contoh kita bikin di Kawasan Industri Batang. Itu kita buat tanahnya murah, izinnya cepat," katanya.

Dengan strategi seperti itu, ada tujuh perusahaan yang memastikan diri untuk merelokasi investasi mereka masuk ke Indonesia."Itu izinnya dari kabupaten, provinsi, sampai pusat dibantu teman-teman BKPM," katanya.

Salah satu dari tujuh perusahaan yang merelokasi investasi dari China, yakni Meiloon, telah merealisasikan investasi dan memulai pembangunan pabrik barunya di Subang, Jawa Barat.

Bahlil menuturkan strategi lain yang juga dilakukan BKPM untuk mendorong realisasi investasi yakni dengan proaktif mengejar investor dan selalu berkomunikasi untuk mengetahui hambatan yang mereka hadapi. BKPM telah membentuk tim khusus untuk mengurus hal tersebut.

"Yang sudah menyampaikan prospek dan minatnya, tim nawar mengikuti setiap hari. Mendengarkan apa masalah mereka (investor). Jadi kita proaktif. Kalau dulu investor cari pemerintah dan diputar-putar, sekarang kita balik. Kita kejar investor. Yang penting investornya jangan lari-lari," katanya.

Bahlil menambahkan sebagai mantan pengusaha, ia pun mengakui investor membutuhkan kepastian hukum. Masalah tenaga kerja hingga pungutan liar juga jadi perhatian investor dalam merealisasikan investasinya.

"Ini harus kerja sama kita semua. Saya pikir mereka (investor) juga akan welcome masuk Indonesia kalau semua sadar bahwa kita butuh investasi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement