REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, Bali, berkomitmen memperkuat pengembangan wisata alam berbasis lingkungan (ekonomi hijau), seperti Desa Wisata yang dibangun dengan konsep Green Development Integrated Farming Tourism.
"Hal itu bertujuan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, sehingga menciptakan pembangunan hijau berbasis pertanian yang menjadi modal dasar dan nafas dari Kabupaten Tabanan," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam keterangan pers, Kamis (23/7).
Saat menjadi salah satu narasumber dalam temu wicara virtual yang diprakarsai Global Green Growth Institute (GGGI) dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 22 Juli itu, ia menjelaskan masa depan hanya milik mereka yang berinvestasi pada bisnis berkelanjutan.
"Untuk itu kami membuat kebijakan yang mengatur dari hulu hingga hilir, yang melindungi dan memberdayakan petani. Kami utamakan penggunaan produk lokal petani kami dan kami menyediakan pasar bagi produk petani kami," ujarnya dalam acara yang bertajuk "Membangun daerah yang maju dan berketahanan" itu.
Dalam acara yang diikuti Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani itu, Bupati mengatakan para wisatawan rela membayar lebih untuk berjalan-jalan menikmati keindahan persawahan di Tabanan. "Hal ini membuktikan bahwa pertanian dan persawahan memiliki potensi wisata yang dapat membantu ketahanan ekonomi dan keamanan pangan," katanya.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengaku gerakan ekonomi hijau atau pembangunan ekonomi yang memperhatikan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan merupakan visi Indonesia untuk masa kini dan masa yang akan datang."Indonesia akan dan sedang menuju pembangunan rendah karbon dan rendah emisi. Gerakan ekonomi hijau merupakan upaya konkret mendorong pengurangan deforestasi yang manfaatnya akan dirasakan pada skala nasional dan global," katanya.